Intisari-online.com—Umumnya, kita hanya memahami jenis pelecehan yang dilakukan secara fisik. Lupa bahwa pelecehan verbal melalui bahasa juga bisa berdampak bagi korban. Dan tentu saja sering tidak disadari oleh si pelaku.
Biasanya pelaku pelecehan verbal merasa memiliki kekuasaan dan kekuatan yang lebih dari korbannya. Apalagi jika si korban tidak melawan sama sekali. Maka semakin menjadilah tindakan tersebut.
Orang yang sering melakukan kekerasan verbal biasanya banyak mengalami perasaan marah untuk menanggapi segala keadaan. Misalnya ketika ia merasa tidak aman dan cemas, ia akan marah.
Kegagalannya adalah, ia tidak rela merespons segala tindakan dengan ungkapan lain kecuali marah. Itulah sebabnya, tembok yang terbangun antara dirinya dengan orang lain, baik itu pasangan maupun teman, semakin tinggi setiap hari. Berikut 15 jenis pelecehan verbal yang umum namun sering pula tidak disadari:
1. Memotong pembicaraan
Hal ini termasuk seseorang yang memotong pembicaraan saat orang lain berbicara. Selain itu, memotong pembicaraan dengan minim mengeluarkan kalimat. Nah, hal ini dinamakan menahan informasi. Kalau dalam pasangan, biasanya ia menahan diri untuk berbagi perasaan dan pemikirannya.
2. Melawan
Melawan artinya menjadi sangat argumentatif, sehingga perdebatan pun tidak terelakkan. Misalnya, ada seseorang yang menyampaikan pendapat dan perasaannya, kemudian seseorang berusaha untuk meyakinkan dia bahwa perasaannya itu salah. Melawan adalah mengabaikan perasaan dan pikiran seseorang.
3. Meremehkan
Biasanya terjadi dengan tujuan untuk meremehkan pendapat dan perasaan orang lain. Contohnya adalah kritik terhadap hal-hal yang sepele. Misalnya ia mengkritik orang lain terlalu kekanakan, tidak memiliki selera humor, dan terlalu sensitif. Pelaku biasanya mengabaikan dan meremehkan kemampuan seseorang..
4. Kekerasan verbal melalui candaan
Kekerasan verbal bisa saja disamarkan dengan candaan yang dianggap biasa saja. Pelaku mungkin ingin menyatakan hal yang sangat menyakitkan bagi korban untuk melihat reaksi korban. Namun setelah itu ia berkata, “aku cuma bercanda, kok,” Namun, candaan yang menyakitkan adalah kekerasan verbal, lo.
5. Mem-blok dan mengalihkan pembicaraan
Kedua hal ini mirip dengan tindakan pemotongan pembicaraan tadi. Namun tujuannya adalah agar topik yang diinginkan orang lain tidak dibicarakan, hanya topik miliknya saja yang ingin dibicarakan. Ia sering mengeluh jika dirinya tidak jadi pusat perhatian.
6. Menuduh dan menyalahkan
Menuduh dan menyalahkan merupakan bentuk pelecehan di mana pelaku menuduh seseorang untuk hal-hal yang di luar kendalinya. Tuduhannya juga kadang-kadang tidak beralasan dan janggal. Misalnya, menyalahkan seseorang yang gagal mendapat promosi karena berat badannya. Parahnya, ia bahkan bisa merusak reputasi orang lain.
7. Menghakimi dan mengkritik
Ia menghakimi dan mengkritik dengan evaluasi yang negatif bahkan kasar.
8. Merendahkan orang lain
Merendahkan orang lain merupakan bentuk kekerasan verbal agar orang lain mau mengikuti keinginannya. Pelaku bisa saja menyerang dengan meremehkan pekerjaan, cara berpakaian, bahkan makanan kesukaan seseorang itu.
Bersambung ke bagian 2
(psychologytoday.com)