Baca juga: Gunung Kawi si Gunung Hoki, Makam Keturunan Raja Mataram yang Selalu Jadi Tujuan Orang Ngalap Berkah
Apa yang diarak? Ya dua buah jodhang (semacam bejana dari kayu yang biasa dipakai untuk menyimpan sebuah benda atau membawa perlengkapan upacara), yang nantinya akan dipakai untuk membawa siwur sakral.
Bejana itu ditaruh di atas tandu yang digotong oleh para abdi dalem. Tak ketinggalan, gunungan yang dibentuk dari berbagai sayuran dan buah-buahan tukon pasar (dibeli di pasar).
Arak-arakan kemudian bergerak menuju Pendopo "Kabupaten" di Kompleks Makam Imogiri. Di pendopo, para "Bupati" alias juru kunci makam menyerahkan siwur sakral kepada rombongan kirab.
Siwur itu lantas ditaruh di jodhang, untuk kemudian dibawa menuju pelataran parkir kompleks makam.
Sebagai puncak acara kirab, pejabat setempat menyerahkan siwur itu kepada para abdi dalem, untuk disimpan dan digunakan dalam upacara besok pagi.
Baca juga: Diperintahkan Melobi Sultan Mataram, Utusan Belanda Ini Justru Harus Berakhir di Kandang Buaya
Tahlil vs asongan
Esoknya, pagi Jumat Kliwon, saya larut bersama ribuan pengunjung yang memenuhi kompleks makam. Setelah melewati gerbang terluar yang berhiaskan tulisan gede "Sugeng Rawuh Ing Pasareyan Dalem Para Nata Pajimatan GirirejoImogiri", mata saya tertahan pada bangunan masjid dan bangsal yang sudah dipenuhi pengunjung.
Ya, sejak pukul 06.00, jalan menuju Imogiri sudah ramai. Areal parkir yang ada sampai tak muat menampung beragam kendaraan yang datang. Untung ada areal parkir-areal parkir darurat di rumah-rumah penduduk sekitar.
Meninggalkan areal masjid, saya lantas melangkahi anak tangga pertama - satu dari ratusan anak tangga yang harus dilewati untuk sampai ke lokasi prosesi, gerbang Supit Urang, nun jauh di atas bukit.
Untuk mencapai gerbang tersebut, pengunjung memang mesti mendaki ratusan anak tangga - ada yang menyebut, jumlah persisnya 345, dengan tingkat kemiringan 45°, sejauh sekitar 200 m. Penduduk sekitar lebih suka menyebut tangga-tangga itu sebagai trap sewu alias tangga seribu.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR