Advertorial

Lima Persenjataan Iran Ini Bikin Arab Saudi Gentar Jika Berperang Secara Terbuka

Agustinus Winardi
Agustinus Winardi
,
Yoyok Prima Maulana

Tim Redaksi

Secara diam-diam Iran membantu pemberontak suku Houthi di Yaman yang akan mendirikan negara  Syiah, sedangkan Arab Saudi sangat anti-syiah.
Secara diam-diam Iran membantu pemberontak suku Houthi di Yaman yang akan mendirikan negara Syiah, sedangkan Arab Saudi sangat anti-syiah.

Intisari-online.com Perseteruan antara Arab Saudi dan Iran secara militer sebenarnya sudah terjadi meskipun keduanya tidak saling melancarkan serangan secara terbuka.

Peperangan yang dilancarkan Iran untuk menggempur langsung wilayah Arab Saudi bahkan berlangsung secara proxy war. Yakni, menggunakan ‘tangan lain’ untuk menyerang Arab Saudi.

Pasalnya secara diam-diam Iran membantu pemberontak suku Houthi di Yaman yang akan mendirikan negara Syiah, sedangkan Arab Saudi yang anti-syiah berusaha mencegahnya.

Dengan modal ratusan rudal yang secara rahasia dikirim dari Iran, para pemberontak Houthi bisa secara leluasa menggempur Arab Saudi dari wilayah perbatasan Yaman-Arab Saudi kapan saja.

Sejumlah rudal yang diluncurkan oleh para pemberontak Houthi ternyata tidak semuanya ditangkis oleh sistem pertahanan udara Arab Saudi sehingga berhasil menghantam sejumlah sasaran.

BACA JUGA: ran Diprediksi Akan Kalah Andai Berperang Melawan Israel, Ini Hitung-hitungannya

Jika rudal yang diluncurkan pemberontak Houthi berhasil ditangkis rudal Patriot II Arab Saudi, pecahan-pecahan yang diakibatkan oleh tabrakkan rudal itu ternyata masih bisa menimbulkan kerusakan parah di wilayah Arab Saudi.

Dalam situasi permusuhan yang makin memuncak Arab Saudi sebenarnya bisa menyerang Iran menggunakan jet-jet tempur F-15.

Tapi gara-gara satu jet tempur F-15 AS jatuh di Jepang, untuk sementara semua F-15 dilarang terbang sebelum ditemukan penyebabnya.

Selain itu Arab Saudi juga takut jika sampai harus bertempur secara langsung melawan Iran karena akan berhadapan dengan lima kekuatan militer Iran yang sulit ditaklukkan.

Lima kekuatan militer andalan Iran itu antara lain Pasukan Pengawal Revolusi Iran (Quds Force) yang merupakan pasukan khusus terlatih dan beranggota 15.000 orang, rudal balistik, kapal cepat bersenjata torpedo, kapal selam khusus, dan rudal balistik Soumar.

BACA JUGA:Israel Desak Assad untuk Usir Pasukan Iran Keluar dari Suriah

Pasukan khusus Pengawal Revolusi Irajn demikian terkenal karena pernah membuat pontang-panting pasukan AS dalam Perang Irak.

Sementara sejumlah rudal balistik Iran juga terus diproduksi dan dikembangkan hingga bisa menghantam sasaran ribuan kilometer seperti rudal Khorramshahr yang memiliki hulu ledak mematikan dan bisa menghantam target sejauh 2000 km.

Rudal Khorramshahr yang sudah sukses diuji coba Iran ini jelas membuat ketar-ketir Arab Saudi menngingat jarak antara Iran dan Arab Saudi hanya sejauh 1.268 km sehingga bisa dengan mudah dijangkau oleh rudal Khorramsharhr.

Untuk kapal-kapal cepat Iran bersenjata torpedo memang tidak perlu berhadapan dengan kapal-kapal perang Arab Saudi.

Tapi cukup memblokir selat Hormuz dan mengancam akan menenggelamkan kapal-kapal tanker Arab Saudi yang selalu menggunakan Selat Hormuz untuk menjual produk minyaknya.

Khawatir Rudal Patriotnya Kalah Canggih, AS Ngotot Cegah Arab Saudi Beli Rudal S-400 dari Rusia

Untuk menghadapi kapal-kapal perang Arab Saudi, Iran bisa menggunakan kapal-kapal selam mininya yang bisa dipersenjatai 21 torpedo guna melaksanakan penyergapan secara senyap.

Khusus rudal balistik Soumar yang merupakan pengembangan dari rudal Kh-55 Rusia, teknologi dan daya hancurnya melebihi rudal Khorramsharhr karena bisa dipasangi hulu ledak nuklir.

Iran sendiri sudah dipastikan oleh Israel mengembangkan bom nuklir yang kemudian akan dipasang sebagai hulu ledak rudal Soumar.

Dengan minimal 5 senjata mematikan yang dimiliki oleh Iran, Arab Saudi memang tidak bisa secara gegabah untuk menggempur Iran.

Apalagi jet tempur F-15-nya pernah ditembak jatuh oleh pemberontak Houthi di Yaman menggunakan senjata dari Iran pada Minggu (7/1/2018).

Artikel Terkait