Intisari-Online.com – Libido pria maupun wanita bisa naik turun, tergantung kesehatan fisi, usia, atau suasana dan usia. Sejak lama orang ingin mempertahankan libido dengan berbaga cara, utamanya makanan dan obat. Namun, ada beberapa mitos penambah gairah seksual yang belum terbukti kebenarannya.
Meskipun benar bahwa penelitian telah menunjukkan wanita berusia 27 – 45 cenderung lebih banyak berhubungan seks daripada yang lebih muda, ada sedikit bukti bahwa libido wanita benar-benar panas saat berusia 30-an. Demikian jelas Susan Davis, PhD, direktur program riset kesehatan perempuan di Universitas Monash, Australia
Mungkin wanita usia 30-an merasa lebih nyaman dengan tubuh mereka dan bahwa pria yang berhubungan seks dengan mereka lebih kompeten memuaskan mereka.
Kadar testosteron memainkan peran penting dalam libido pria. Dan testosteron cenderung turun terus pada pria. Namun menurut penelitian, pria pada umumnya, cenderung memiliki impuls lebih kuat daripada wanita, dan dorongan tersebut tidak menurun sejak usia remaja.
Banyak orang percaya begitu saja, mengonsumsi makanan atau obat tertentu bisa menambah gairah, padahal itu baru sebatas mitos. Berikut beberapa mitos penambah gairah seksual.
Tiram membuat terangsang
Tidak ada bukti bahwa yang disebut afrodisiak, makanan pendongkrak gairah seksual, kata Debra Herbenick, PhD, di Indiana University Kinsey Institute. Pergi keluar untuk makan malam seafood yang romantis dengan pasangan mungkin menyebabkan hubungan seks menyenangkan setelah itu, tapi bukan karena moluska.
Pengontrol kelahiran membunuh gairah seks
Beberapa wanita mengalami penurunan gairah seks saat mengasup pengontrol kelahiran. Tetapi penelitian di Journal of Sexual Medicine menunjukkan beberapa wanita benar-benar mengalami dorongan libido saat mengambil kontrasepsi hormonal. KB memiliki efek campur-campur pada antusiasme wanita terhadap seks.
Setelah menopause, libido wanita merosot
Sekali lagi, beberapa wanita mungkin mengalami penurunan libido pasca-menopause. Namun, 50 persen wanita pasca-menopause melaporkan tidak ada perbedaan dalam gairah seks dibandingkan sebelumnya. Demikian menurut penelitian dari Rutgers Medical School.
Jika tidak melakukan hubungan seks, libido rendah
Source | : | prevention |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Hery Prasetyo |
KOMENTAR