Jika Ada Informasi Soal Kontrasepsi yang Benar, Mengapa Mesti Cari yang Asal-asalan

K. Tatik Wardayati

Editor

Dapatkan Informasi Yang Benar Soal Kontrasepsi
Dapatkan Informasi Yang Benar Soal Kontrasepsi

Intisari-Online.com – Pada sebuah survei bertema “Contraception: Getting the facts right” yang dilakukan pada 2011 lalu ditemukan, sebanyak 30% responden di Asia mendapat informasi yang salah tentang kontrasepsi. Survei yang diikuti oleh sembilan negara dengan total 1.800 responden dan 200 responden di antaranya dari Indonesia menekankan pentingnya akses informasi yang akurat dan berimbang tentang kontrasepsi.

Sebanyak 24% responden dari Indonesia menyatakan tidak memakai kontrasepsi dengan alasan karena pasangannya tidak mau memakai kontrasepsi. Mereka mendapatkan informasi mengenai kontrasepsi adalah dari ginekolog (umumnya wanita), pasangan, teman, dan dokter umum (umumnya pria)

(Benarkah Hormon pada Alat Kontrasepsi Pengaruhi Ingatan Wanita?)

“Sebanyak 30% dari hasil survei ketika ditanya bagaimana mencegah kehamilan, jawabannya berharap saja tidak terjadi kehamilan,” demikian disampaikan Prof. Dr. dr. Biran Affandi, Sp.OG (K), FAMM., yang mewakili Asia Pacific Council on Contaception (APCOC) di Indonesia.

Sementara hasil survei yang dilakukan di Indonesia diperoleh hasil sebanyak 44% wanita berusia antara 20 - 35 tahun tidak pernah memeriksakan diri ke ginekolog. Sisanya, 56%, berobat ke ginekolog pada usia 25 tahun. Rata-rata responden ingin memiliki anak saat mereka telah berusia 29 tahun atau lebih.

“Hampir ¼ dari jumlah responden di Indonesia mengatakan memiliki kesulitan dalam memperoleh informasi yang valid. Selain itu tiap 3 dari 100 wanita dan pria mendapatkan informasi yang salah dan tidak akurat. Pada kebanyakan kasus, informasi itu datang dari internet dan teman. Namun, kabar baiknya hampir semua responden telah mengerti bahwa pemakaian kontrasepsi merupakan tanggung jawab bersama,” tambah Prof. Biran.

Tema Hari Kontrasepsi Dunia 2011, yaitu “Live Your Life. Know Your Rights. Learn About Contraception”, menargetkan pada orang muda untuk mendorong mereka memenuhi aspirasi hidup dan membuat pilihan untuk menjadi orangtua pada waktu yang tepat bagi mereka.

Mengetahui adanya hak reproduksi, yang mensyaratkan bahwa individu mampu melakukan kontrol terhadap seksual mereka dan reproduksi kehidupan agar diperoleh kesehatan reproduksi, pengambilan keputusan soal reproduksi, kesetaraan dan keadilan untuk pria dan wanita, serta seksual dan reproduksi yang aman.

Lalu, pada akhirnya mengetahui dampak kontrasepsi pada individu; yaitu membatasi jumlah keluarga; yang bermanfaat bagi keluarga miskin dengan sumber daya terbatas, menjaga jarak kehamilan untuk mengakomodasi perubahan kebutuhan secara ekonomi, penundaan memulai berkeluarga; terutama untuk wanita yang mengembangkan karir, dan kebebasan dari rasa takut kehamilan yang tidak direncanakan.

Artikel Terkait