Mau Diet? Makan Banyak!

J.B. Satrio Nugroho

Editor

Mau Diet? Makan Banyak!
Mau Diet? Makan Banyak!

Intisari-Online.com - Ketika Anda diet, biasanya makanan ringan macam kue atau cake disingkirkan jauh-jauh dari hadapan Anda. Namun, hasil penelitian dari Tel Aviv University menyatakan sebaliknya. Makanan penutup dalam sebuah sarapan seimbang (600 kalori, yang mencakup protein dan karbohidrat) dapat membantu Anda mengurangi berat badan.

Kuncinya adalah keadaan tubuh Anda pada pagi hari. Ketika itu, metabolisme tubuh berada pada kondisi paling aktif sehingga tubuh membakar lebih banyak kalori. Demikian Prof. Daniela Jakubowicz, Dr. Julio Wainstein dan Dr. Mona Boaz, peneliti dari Tel Aviv University, serta Prof. Oren Froy dari Hebrew University Yerusalem menjelaskan.

Justru ketika Anda mencoba menghentikan konsumsi makanan manis secara total, secara psikologis Anda menjadi bernafsu besar untuk memakan makanan tersebut dalam jangka panjang. Dengan mengonsumsi makanan penutup (yang biasanya manis) dapat menghindarkan Anda untuk berhasrat makan makanan manis sepanjang hari. Cukup sekali pada pagi hari, saat tubuh Anda membakar kalori paling banyak.

Makan manis setelah sarapan

Sepanjang 32 pekan penelitian, seperti disampaikan dalam Jurnal Steroids, partisipan penelitian yang menambahkan makanan penutup di menu sarapan mereka – kue, cake, ataupun cokelat - berat badannya berkurang rata-rata 18 kg lebih banyak daripada kelompok partisipan yang tidak memasukkan menu makanan penutup pada sarapan mereka. Mereka butuh waktu lebih lama untuk menurunkan berat badan sesuai yang diinginkan.

Sarapan pagi memberikan energi yang dibutuhkan untuk aktivitas sepanjang hari, fungsi otak, dan metabolisme tubuh. “Sarapan pada pagi hari membuat ghrelin, hormon yang membuat Anda merasa lapar, dapat lebih dikontrol,” papar Prof. Jakubowicz. Produksighrelinmeningkat sebelum makan. Namun, produksi hormon tersebut ditekan dengan makanan yang dikonsumsi saat sarapan, dan bertahan demikian dalam waktu yang relatif lebih lama dibandingkan dengan makan siang ataupun malam.

Dengan dasar data tersebut, para peneliti kemudian melakukan rangkaian riset untuk mengetahui apakah penurunan berat badan secara signifikan juga dipengaruhi oleh waktu makan dan komposisinya, atau semata hanya masalah membakar kalori. Penelitian lanjutan itu melibatkan 193 orang dewasa yang secara klinis mengalami obesitas namun tidak menderita diabetes. Secara acak, mereka dimasukkan ke dalam dua kelompok diet yang diberikan asupan kalori setara. 1.600 kalori diberikan pada pria dan 1.400 diberikan pada wanita per hari. Bedanya, pada grup pertama diberlakukan diet karbohidrat termasuk sarapan dengan asupan kalori kecil, yaitu 30 kalori. Sedangkan pada kelompok kedua diberikan sarapan dengan 600 kalori dengan asupan protein dan karbohidrat tinggi, termasuk makanan penutup (misalnya, cokelat).

Setelah setengah masa penelitian, partisipan di kedua kelompok berat badannya turun rata-rata 15 kg tiap orang. Namun di perhitungan selanjutnya, hasilnya mengejutkan. Partisipan di kelompok pertama berat badannya kembali naik rata-rata 10 kg tiap orang. Namun partisipan di grup kedua bertambah turun 7 kg tiap orangnya. Di akhir masa penelitian selama 32 pekan itu, mereka yang mengonsumsi sarapan pagi 600 kalori telah kehilangan berat badan rata-rata 18 kg setiap orang, dibandingkan kelompok satunya.Balas dendamSalah satu tantangan terbesar orang berdiet adalah mempertahankan berat badan ideal selama mungkin. Di situlah fungsi dari diet cara baru ini. Dengan menambah proporsi asupan kalori di pagi hari bukan hanya bagus untuk fungsi tubuh, tapi juga menghindarkan dari nafsu makan di siang hari.

Diet ketat yang menyingkirkan makanan penutup dan karbohidrat jauh-jauh memang efektif, tapi ketika berat badan yang diinginkan sudah tercapai, ada kecenderungan untuk “balas dendam” dengan memakan makanan yang selama ini tidak boleh dimakan. Akibatnya, berat badan kembali naik, bahkan bisa lebih dari bobot sebelum diet.Meskipun kedua kelompok ini mendapatkan asupan kalori yang sama, “Partisipan di kelompok pertama tidak merasa puas, dan mereka merasa belum kenyang,” kata Prof. Jakubowicz. Akibatnya, nafsu mereka untuk mengonsumsi makanan yang mengandung gula dan karbohidrat lebih tinggi dan sering, yang membuat mereka “mencurangi” program dietnya. “Namun di grup kedua, mereka sudah merasa puas makan di pagi hari, sehingga nafsu mengonsumsi makanan manis dan karbohidrat selama sisa harinya tidak besar dan bisa lebih dikontrol.Hmmm. Sangat layak dicoba, kan?