Intisari-Online.com - Bagi sebagian besar orang, terutama mereka yang mengutamakan penampilan, naiknya bobot badan tentu bukan fakta yang menggembirakan. Itulah sebabnya, berbagai upaya ditempuh agar badan menjadi langsing. Di antara berbagai cara menurunkan berat badan, salah satu yang paling banyak dipilih adalah diet. Masalahnya, dari hari ke hari makin banyak ragam program diet yang ditawarkan. Masing-masing mengklaim sebagai yang terbaik. Sering kali hal itu membuat kita bingung memilih, mana cara yang paling aman dan efektif.
Nah, agar tidak keliru memilih, ada baiknya kita mengetahui dan mengenali beragam program diet yang ada di masyarakat. Masing-masing jenis program diet diberi penjelasan singkat tentang kelemahan dan kelebihannya.
Buku Cara Aman Mencegah Kegemukan memuat beberapa di antaranya.
Kecenderungan orang ingin buru-buru langsing dimanfaatkan oleh para pengusaha jasa kebugaran untuk memperkenalkan yang namanya crash diet atau diet kilat. Namun kebanyakan ahli tidak menganjurkan diet kilat yang umumnya mengurangi asupan kalori secara drastis ini. Mengapa?
Pada diet kilat, penurunan berat badan memang cepat terjadi, tetapi sayangnya yang hilang bukanlah lemak, tetapi air. Kebanyakan diet kilat itu menyodorkan makanan yang cukup protein tapi sangat rendah karbohidrat. Bila asupan karbohidrat sangat dikurangi, maka timbunan glikogen di dalam tubuh akan menurun, begitu pula air yang di dalam tubuh kita mengikatkan diri pada glikogen. Karena jumlah cairan tubuh berkurang, berat badan pun akan berkurang. Tetapi begitu kita mengkonsumsi hidrat arang lagi, air akan segera kembali dan berat kita pun kembali seperti semula.
Kalau diet kilat ini diperpanjang, lemak tubuh memang akan berkurang. Setelah itu giliran jaringan-jaringan otot yang akan mengecil. Ini sangat berbahaya!
Jika berat badan kembali lagi seperti yang sering terjadi, tidak jarang pelaku diet justru bertambah gemuk daripada sebelumnya. Soalnya, pada awal ia melepaskan diet kilatnya, penyerapan makanan menjadi lebih efisien, karena secara alamiah tubuh ingin lekas mengembalikan yang hilang. Selain itu, biasanya orang tersebut menjadi rakus makan.
Pada tahun 1960-an Dr. Atkins membuat "revolusi" dalam bidang diet. Ia menunjukkan bahwa harimau yang pemakan daging itu tubuhnya langsing, sementara binatang pemakan tumbuh-tumbuhan seperti gajah dan kuda nil tambun. Jadi, ia memperkenalkan diet yang kaya protein dan lemak. Hidrat arang dihindari, baik itu berupa gula, roti, pasta, kue, makanan dari tepung, buah-buahan, dan sayur-mayur.
Pengikut diet ini banyak karena Atkins memperkenankan pelaku diet makan sesuka hati, asal jangan makan hidrat arang. Pilihan makanannya pun banyak dan enak. Karena kaya lemak, pelaku tidak merasa lapar.
Bobot si pelaku diet memang cepat turun. Namun kemudian Dr. Atkins dituntut membayar ganti rugi oleh pengikut dietnya karena konsumsi lemak yang tinggi menyebabkan timbulnya penyakit jantung dan penyumbatan pembuluh darah.
Sebelumnya, Asosiasi Jantung Amerika dan Asosiasi Kedokteran Amerika juga menentangnya. Mereka menuduh diet Atkins membahayakan kesehatan. Daging dan lemak meningkatkan kadar kolesterol, sedangkan pengurangan sayur-mayur dan buah-buahan menyebabkan kekurangan mineral dan vitamin. Selain itu banyaknya protein meningkatkan kadar asam urat dalam darah sehingga menimbulkan nyeri sendi, nyeri otot, dan batu ginjal.
Diet astronaut hanya membolehkan pelakunya minum konsentrat makanan dalam bentuk bubuk yang dicairkan. Makanan itu mengandung semua zat yang diperlukan, termasuk vitamin dan mineral, tetapi sedikit kalori. Biasanya berkisar antara 450 - 800 Kalori.
Penulis | : | Agus Surono |
Editor | : | Agus Surono |
KOMENTAR