Intisari-Online.com – Dua hal ini berkaitan dengan otak. Juga sama-sama menggambarkan fungsi otak yang optimal. Hanya saja yang satu sering lebih dikaitkan dengan anak-anak dan kaum muda, sedangkan yang kedua dengan orang lanjut usia. Memiliki fungsi otak yang optimal – bisa berpikir dengan cepat dan efisien – memang merupakan dambaan semua orang.
Dari penelitian diketahui fungsi otak bisa optimal bila faktor genetiknya memang sudah bagus, otak rajin diasah, dan selalu mendapatkan kecukupan asupan gizi. Ini penting sejak pembuahan sampai akhir hayatnya.
Butuh lemak, tapi ....
Otak yang menjadi sumber kehidupan kita ini, komponen utamanya adalah lemak. Karenanya, untuk memiliki otak yang sehat asupan lemak sangatlah penitng, terutama pada masa tumbuh kembangnya, yakni sejak dalam kandungan.
Tapi, lemak yang dimaksud bukan sembarang lemak melainkan asam lemak omega-3 dengan unsur Arachidonic acid (AA) dan docosahexanoid acid (DHA). Kedua unsur lemak ini sangat dibutuhkan dalam jumlah besar sampai anak berusia 4 – 5 tahun. Untuk mendapatkannya, tak usah jauh-jauh. Cukup dari makanan. Bahan makanan yang merupakan sumber AA adalah ASI dan daging sapi. Sedangkan DHA dapat kita peroleh dari seafood dan telur yang diperkaya dengan omega-3.
Bila pada masa kritis ini asupan gizi tersebut terabaikan, bisa menimbulkan masalah. Misalnya terjadi ketidaksempurnaan pertumbuhan sel otak yang tidak bisa diperbaiki pada tahap pertumbuhan selanjutnya.
Unsur lemak penting lainnya untuk perkembangan otak adalah sphingomyelin yang juga bisa didapatkan dari ASI dan susu sapi.
Ketiga unsur ini sering disebut-sebut dalam iklan susu sapi – demi mendapatkan anak yang cerdas – tapi ada baiknya kita sebagai konsumen bersikap kritis. Seberapa besar kandungan ketiga unsur tadi hadir dalam susu tersebut? Jumlah yang sedikit, tak terlalu berarti bagi perkembangan sel-sel otak.
Melihat unsur-unsur yang diperlukan oleh otak, susu sebagai faktor penyempurna dalam slogan “Empat Sehat Lima Sempurna” sepertinya masih berlaku. Jadi, selain makanan bergizi, anak-anak perlu minum susu. Dengan pertumbuhan sel-sel otak yang sempurna dan sehat, siapa tahu ada anak-anak kita yang akan secerdas Einstein?
Variasikan menu
Unsur lemak memang dominan bagi kesejahteraan sel-sel otak tapi tidak berarti kita boleh melupakan unsur karbohidrat, seperti nasi, bakmi, bihun, ataupun kentang yang akan diubah oleh tubuh menjadi glukosa. Oleh otak, glukosa ini menjadi bahan bakar untuk meningkatkan staminanya. Melihat begitu pentingnya karbohidrat, kita tak boleh terlambat mensuplainya ke otak. Itulah sebabnya, para ahli selalu mengingatkan betapa pentingnya sarapan sebelum kita berangkat beraktivitas, entah itu ke sekolah, kampus, atau kantor.
Selain lemak dan karbohidrat, unsur-unsur gizi lainnya juga harus diperhatikan dengan komposisi yang tepat. Masing-masing unsur gizi ini mempunyai tugasnya sendiri-sendiri: karbohidrat sebagai bahan bakar, protein berfungsi membangun neurotransmiter yang menjadi penghubung otak dan saraf, sementara vitamin dan mineral bertugas sebagai menteri pertahanan, melindungi kira dari penyakit.
Pentingnya sayuran dan buah
Setelah otak bertumbuh kembang dengan baik, tugas selanjutnya adalah mempertahankan kesehatannya agar dapat berfungsi dengan optimal. Di sinilah penitngnya asupan vitamin dan mineral yang banyak terdapat pada sayuran dan buah-buahan.
Vitamin A, C, dan E, yang bersifat antioksidan dapat melindungi sel-sel otak dari kerusakan akibat radikal bebas. Sifat pelupa yang berlanjut pada kepikunan menunjukkan indikasi adanya penurunan fungsi sel-sel otak. Dengan kecukupan vitamin-vitamin yang bersifat antioksidan, kita dapat terhindar dari kemunduran otak. Pada otak yang sehat, bila suplai gizi tetap terjaga, kerusakan yang terjadi bisa tertunda.
Untuk mempertajam daya ingat, para peneliti dari Universitas Tufts, AS, mengingatkan kita untuk tidak melupakan asupan asam folat, vitamin B yang banyak terdapat pada sayuran hijau, jeruk, dan kacang-kacangan. Penelitian mereka menunjukkan, kalangan orang setengah baya yang kadar asam folat dalam darahnya tinggi, ingatannya tetap tajam dan jarang terserang Parkinson dan Alzheimer – penyakit yang cukup ditakuti oleh orang-orang lanjut usia. Karenanya, banyaklah makan sayur dan buah-buahan.
Temuan penelitian terbaru, mineral kolin berkhasiat mengoptimalkan fungsi otak, seperti mengingat, berkonsentrasi, dan juga membantu pembentukan dan fungsi sel otak. Kolin bisa didapat dari ASI dan sejumlah bahan makanan. Adapun kebutuhan kolin pada bayi dan anak-anak berkisar 150 – 200 mg/hari, sedangkan pada wanita dewasa 425 mg/hari, dan pria dewasa 550 mg/hari.
Kandungan kolin dalam beberapa bahan makanan, seperti berikut ini. 85 g hati sapi goreng mengandung 355 mg kolin, 1 butir telur 126 mg kolin, 85 g ikan gindara 71 mg kolin, 85 g daging sapi rebus 66 mg kolin, 1 porsi brokoli rebus 62 mg kolin, 85 g ikan salmon 56 mg kolin, 85 g udang 49 mg kolin, 40 g milk chocolate 20 mg kolin, 140 g jeruk 10 mg kolin, 110 g kentang 10 mg kolin, dan segelas susu mengandung 9,7 mg kolin.
Siapa yang tidak ingin mencerdaskan otak anak-anaknya dan siapa pula yang mau pikun? Dengan memperbaiki pola makan, kita bisa mencerdaskan otak dan terhindar dari pikun. (Menu Sehat)