Film Gowok Kamasutra Jawa dan Rasa Penasaran Orang-orang dengan 'Gowok adalah...'

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Film Gowok Kamasutra Jawa akan tayang pada 5 Juni 2025 nanti. Orang-orang pun penasaran dengan apakah gowok itu (Dok. MVP Pictures via Kompas.com)
Film Gowok Kamasutra Jawa akan tayang pada 5 Juni 2025 nanti. Orang-orang pun penasaran dengan apakah gowok itu (Dok. MVP Pictures via Kompas.com)

Kemunculan film Gowok Kamasutra Jawa memantik rasa penasaran orang-orang. "Gowok adalah...", "apakah gowok itu?", dll pun muncul di mesin pencarian.

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -Netizen dihebohkan dengan rencana tayangnya film Gowok Kamasutra Jawa pada 5 Juni 2025 nanti. Orang pun penasaran dengan apa apa yang terkait dengan gowok, seperti "apakah gowok itu?", "gowok adalah..", dll.

Film Gowok Kamasutra Jawa diperankan oleh Reze Rahadian dan Raihannun.

Pengertian gowok

Dalam tradisi Jawa, gowok adalah wanita yang ditunjuk untuk mendidik seorang calon pengantin pria dalam menjalani kehidupan rumah tangga, termasuk dalam urusan ranjang. Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Thohari juga sedikit menyinggung fenomena tersebut.

Selain Ronggeng Dukuh Paruh, gowok juga dibahas dalam novel Gowok (1936) karya Liem Khing Hoo dan Nyai Gowok (2014) karya Budi Sardjono.

Mengutip National Geographic Indonesia, novel-novel itu memperkenalkan gowok sebagaisebuah tradisi awal abad ke-20 yang populer di Jawa. Tidak diketahui secara pasti sejak kapan tradisi ini membudaya, namun diperkirakan pergowokan sangat populer di wilayah Banyumas.

"Gowok adalah sebuah profesi dari seorang perempuan, biasanya ronggeng berusia sekitar 23-30 tahun untuk memberikan pemahaman tentang hubungan seks bagi laki-laki (remaja) yang akan melangsungkan pernikahan," tulis Dyah Siti Septiningsih dalam tulisannya pada jurnal Psycho Ideaberjudul "Gowokan, Persiapan Pernikahan Laki-Laki Banyumas (Perspektif Etic dan Emic pada Kesejajaran dengan Praktek Prostitusi)" terbit pada 2010.

Dia menuliskan, gowokan adalah interaksi yang terjadi antara perempuan gowok dengan perjaka yang menjadi "anak didiknya".Gowokan hidup di wilayah Banyumas tradisional.

Berdasar dengan prinsipnya, laki-laki yang hendak menikah merupakan "guru laki" atau kepala rumah tangga yang harus memiliki kemampuan mumpuni ketika menjadi seorang suami. "Suami adalah sumber kekuatan bagi keluarga, sehingga sebelum menikah harus mendapatkan ilmu terutama tentang hubungan seks terlebih dulu yang hal itu tidak mungkin dilakukan oleh orangtuanya," tambahnya.

Dalam jurnal itu Dyah juga menjelaskan langkah-langkahtradisi pergowokan. "Setelah lamaran diterima oleh pihak perempuan dan tanggal perkawinan sudah ditentukan, kedua pihak keluarga, yaitu keluarga calon pengantin laki-laki dan keluarga calon pengantin perempuan menentukan gowok mana yang dipilih," terusnya.

Gowok dipilihkan sebagai guru untuk melakukan pendidikan berumah tangga dan hubungan seksual kepada calon pengantin laki-laki. Ia mengenalkan tentang seluk beluk berumah tangga, maupun hal pribadi tentang sisi-sisi tubuh wanita.

Setelah terdapat persetujuan, keluarga menghubungi gowok yang dimaksud dalam kesepakatan keluarga dan melakukan transaksi. Apabila gowok sudah menyanggupi, pihak keluarga memberikan mahar sama seperti yang akan diberikan kepada calon pengantin perempuan.

Hanya saja dalam maharnya, akan ditambah dengan sejumlah bebungah atau hadiah berupa uang atau apapun sesuai kesepakatan antara pihak keluarga dengan sang guru edukasi seksual.

Pasca kesepakatan dibangun, pihak keluarga menghantarkan sang calon mempelai laki-laki ke rumah pergowokan. Ia akan diajari tentang kehidupan berumah tangga, seperti bagaimana cara memperlakukan istri dengan baik, bagaimana mengajak istri menghadiri hajatan dan sebagainya.

Selama proses gowokan, mereka tinggal hanya berdua dengan dapur yang terpisah. Hal itu dilakukan sebab mereka memang melakukan aktivitas seperti layaknya pasangan suami istri dalam sebuah keluarga yang membutuhkan dapur.

Satu hal yang menarik menyangkut tugas inti seorang gowok, yaitu mempersiapkan seorang laki-laki remaja yang akan menikah agar tidak mendapat malu pada malam pengantin baru. "Orang belanda mengganggap gowok itu tradisi hina, cuma dipertahankan oleh kaum priyayi," sebut Ahmad Rushanfichry dari pengalaman membacanya seputar gowok kepada National Geographic Indonesia.

Terlepas dari itu, ada juga roman yang menyebut seorang calon pengantin laki-laki yang malah tergoda dan jatuh hati kepada gowoknya, sehingga menjadi aib bagi keluarganya. Meskipun menuai kontroversi sejak lama, setelah menguatnya budaya dan ajaran Islam di Banyumas, tradisi ini perlahan meluntur dan hilang ditelan zaman. Kisah tradisi ini hanya meninggalkan jejak sejarah hari ini.

Film Gowok Kamasutra Jawa

Mengutip Kompas.com, film Gowok Kamasutra Jawa dibintangi oleh Reza Rahadian dan Raihaanun. Pertama kali diperkenalkan ke publik pada gelaran International Festival Film Rotterdam (IFFR) awal tahun 2025. Gowok Kamasutra Jawa diproduseri oleh Raam Punjabi dan MVP Pictures.

Gowok berlatar belakang kehidupan masyarakat Jawa pada 1955-1965-an yang memiliki tradisi untuk mendidik laki-laki yang hendak menikah. Sebelum menikah, mereka akan dikirim untuk belajar kehidupan berumah tangga, termasuk urusan ranjang, dengan seorang dukun perempuan yang dikenal dengan sebutan gowok.

Gowok akan melatih laki-laki tersebut tata cara memuaskan istri di ranjang, berpegang pada kitab-kitab kuno seperti Centini, Nitimani, dan Wulangreh. Meski begitu,praktik pergowokan ini telah dilarang setelah peristiwa 65 karena dianggap sebagai praktik prostitusi terselubung.

Gowok Kamasutra Jawa lebih banyak menyoroti seorang gowok yang jatuh cinta pada laki-laki yang tidak boleh dia miliki. Cinta, hasrat, dan kehormatan dipertaruhkan dalam sebuah drama yang tidak hanya berkisah tentang raga tetapi juga jiwa.

Selain Reza Rahadian dan Raihaanun, ada juga Lola Amaria, Devano Danendra, Alika Jantinia, Ali Fikry, Nayla Purnama, Donny Damara, Djenar Maesa Ayu, dan Slamet Rahardjo yang turut beradu akting dalam film ini.

Artikel Terkait