Anak-anak berpikir, mereka telah melakukan hal yang sesuai dengan usia umur mereka, tetapi orangtua tidak mengerti. Hasilnya, ini akan membuat anak merasa selalu dikritik.
Sebaiknya, ketika orangtua merasa marah, ambillah jeda sejenak dan berikan umpan balik secara efektif, bukan reaksi spontan yang penuh adrenalin. Jadi, bereaksilah dengan otak, bukan dengan emosional.
“Ayo, minta maaf!”
Anak-anak usia prasekolah kadang mengambil mainan temannya hingga membuat temannya menangis. Anda mungkin berpikir untuk membujuk mereka meminta maaf kepada temannya.
“Tapi memaksa seorang anak untuk meminta maaf tidak mengajarkan anak keterampilan sosial,” kata Bill Corbett, seorang pendidik.
Anak-anak tidak secara otomatis memahami mengapa mereka harus meminta maaf, dan jika orangtua memaksa mereka barulah mereka melakukannya.
(Baca juga: Cara Sederhana Melihat Kesehatan Bayi: Cukup Lewat Kotorannya)
Agar anak-anak memahami makna meminta maaf, jangan ragu untuk meminta maaf kepada anak, ketika Anda sebagai orangtua melakukan kesalahan. Orangtua menjadi model sehingga anak-anak mau mengakui kesalahan dan meminta maaf. Anda akan lihat sendiri hasilnya.
“Apakah kamu mengerti?”
Suatu kali Anda harus mengajarkan sebuah keterampilan atau bagaimana sesuatu itu bekerja. Saat anak-anak menunjukkan tanda-tanda tidak mengerti, Anda bertanya, “Apakah kamu mengerti?”
Menurut Jill Lauren, psikolog anak, pertanyaan ini merendahkan. “Jika anak-anak tahu, mereka akan melakukannya untuk menyenangkan orangtua.”
Namun, yang Anda katakan akan membuat anak merasa tidak berguna. Sebaliknya, lebih baik beristirahat dulu sebelum memulai lagi, atau cari cara pendekatan lain untuk mengajar mereka.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR