Ketika Aries telah pergi, Filsuf itu berusaha untuk keluar dari persembunyiannya, dewi Themis berbicara keras-keras, ”Katakan padaku, Filsuf yang baik, apakah Kau tahu bagaimana memilih dengan benar. Apakah kau tahu bagaimana membedakan masa lalu dan masa depan?”
Demikianlah, sejak bertemu dengan dewi keadilan, Filsuf belajar bahwa keadilan sejati terletak dalam kemajuan di masa depan, bergerak menjauh dari kesalahan di masa lalu. Sedangkan keadilan palsu dan dendam tidak mampu memaafkan dan melupakan kesalahan di masa lalu, dan melakukan perbaikan di masa depan, selalu berakhir sama buruknya.
Keadilan sejati membutuhkan melihat ke masa depan dan menggunakan kasih sayang agar tidak berubah menjadi bentuk lain dari balas dendam. (*)
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR