Advertorial
Intisari-Online.com – Ada dua pilihan: satu hari bersama Deddy Corbuzier atau satu jam bersama guru matematika. Hampir semua orang mungkin memilih yang pertama.
Alasannya, Deddy Corbuzier bisa menghibur, sedangkan rata-rata guru matematika membuat kita pusing.
Nah, sekarang bagaimana kalau guru matematikanya Deddy Corbuzier? Ah, masa bisa?
Paradigma yang keliru terhadap matematika sering membuat bidang ini menjadi momok yang menakutkan.
Baca juga: Soal UNBK Matematika Sangat Sulit, Mendikbud: Disesuaikan dengan Standar Internasional
Matematika dan berhitung sering dieratkan sebegitu rupa sehingga tidak ada ruang imajinasi, intuisi, maupun kreativitas.
Padahal, berhitung adalah bagian kecil dari matematika yang sekarang bahkan sudah bisa kita serahkan sepenuhnya kepada kalkulator atau komputer.
Sedangkan konsep, metode, dan proses matematika tetap dikembangkan oleh manusia. Inilah hakikat matematika.
Sebagai seorang ilusionis, Deddy Corbuzier mampu menghasilkan seni pertunjukan yang mencengangkan. Banyak orang dibuatnya terheran-heran.
Namun, banyak yang tidak menyadari, apa yang dipertontonkan Deddy itu tidak lain matematika.
Deddy bercerita, ada tiga orang mengumpulkan uang masing-masing Rp 10.000,-. Mereka membeli paket kombo spesial untuk tiga orang di gerai makanan cepat saji seharga Rp 25.000,-.
Karena sisanya Rp 5.000,-, tidak mungkin dibagi bertiga sama jumlahnya. Akhirnya, masing-masing mengambil Rp 1.000,- dan sisa Rp 2.000,- diberikan kepada pelayan sebagai persenan.
Selesai makan, mereka mulai berhitung. Masing-masing mengeluarkan Rp 10.000,- dan menerima kembalian Rp 1.000,-.
Jika ditambah dengan tip bagi pelayan, maka total pengeluarannya (Rp 9.000,- x 3) + Rp 2.000,- = Rp 29.000,-. Lo, ke mana yang Rp 1.000,-? Apa digondol tuyul?
Mari kita telaah dengan hati tenang. Benarkah mereka hanya mengeluarkan uang Rp 29.000,-? Uang yang terkumpul Rp 30.000,- digunakan untuk tiga hal: kombo spesial Rp 25.000,-, kembalian Rp 3.000,-, dan tip pelayan Rp 2.000,-.
Sudah jelas 'kan tidak ada uang yang digondol tuyul? "Kesalahan" terjadi karena kita tidak memperhatikan bahwa pengeluaran Rp 27.000,- itu untuk membayar kombo spesial dan tip pelayan.
Masih dengan Deddy Corbuzier, kali ini ia menampilkan permainan menarik.
Deddy meminta penonton di rumah menyiapkan dompet, kartu nama, dan kunci. Ketiga benda ini lalu diatur secara acak dari kiri ke kanan. Kemudian Deddy menyuruh penonton melakukan tiga perintah berikut:
Pertama: angkat dompet dan tukarkan dengan sebelah kanannya. Jika di sebelah kanan dompet kosong, maka biarkan saja.
Baca juga: Orang-orang Ini Mendadak Genius Setelah Kecelakaan, Salah Satunya Jadi Pakar Matematika
Kedua: angkat kunci dan tukarkan dengan sebelah kirinya. Jika di sebelah kiri kunci kosong, maka biarkan saja.
Ketiga: angkat kartu nama dan tukarkan dengan sebelah kanannya. Jika di sebelah kanan kartu nama kosong, maka biarkan saja.
Sekarang susunan ketiga benda itu tentu berubah.
Setelah itu Deddy Corbuzier menginstruksikan agar penonton mengangkat tangan kiri dan mengambil benda paling kiri.
Di layar televisi Deddy Corbuzier tersenyum sambil berkata, "Anda mengambil sebuah kunci!" Semua penonton di rumah pasti tertegun. Susunan awal benda-benda itu tentu berbeda pada setiap penonton, tapi mengapa Deddy bisa tahu susunan paling kiri adalah kunci?
Baca juga: Sungguh Tega, Tak Bisa Jawab Soal Matematika, Ayah Ini Pukul Anaknya Sampai Meninggal
Inilah rahasianya.
Jika dompet (D), kartu nama (N), dan kunci (K) disusun secara acak dari kiri ke kanan, maka ada enam kemungkinan susunan, yakni DNK, DKN, NDK, NKD, KDN, dan KND.
Setelah melakukan perintah pertama, susunan akan berubah menjadi NDK, KDN, NKD, NKD, KND, dan KND. Perintah kedua membuat susunan menjadi: NKD, KDN, KND, KND, KND, dan KND. Perintah terakhir mengubah susunan menjadi: KND, KDN, KDN, KDN, KDN, dan KDN.
Terungkap sudah. Meski susunan awalnya berbeda-beda, setelah melalui tiga perintah, kunci akan terletak di paling kiri. Jangan kaget kalau permainan itu bagian dari matematika yang disebut dengan permutasi. Heeeegh! (Wahyu Kris Aries Wira W. – Intisari Maret 2007)