Intisari-Online.com – Ini adalah kisah tentang seorang pria yang sangat tua, berumur 90 tahun. Ia tinggal di belakang Pegunungan Taihang dan Wanwu. Pegunungan ini tingginya 100 ribu kaki dan menutupi jarak beberapa ratus li (satuan panjang Cina).
Pria itu disebut Pria Tua Bodoh di Pegunungan Utara. Ia adalah seorang pria yang bahagia dan puas dengan kebutuhan sederhana dengan hanya satu belibis.
Suatu hari ia memanggil anggota keluarga besarnya dan berkata kepada mereka, “Setiap kali kita pergi ke selatan, pegunungan Taihang dan Wangwu menghalangi jalan kita. Kita harus pergi berputar mengelilinginya. Bagi kita ini membosankan, apalagi bagi pria seusia saya dan kesehatan ini dapat melelahkan dan membosankan.”
Semua orang mengangguk karena mereka tahu orang tua itu mengatakan yang sebenarnya.
“Saya punya ide. Mengapa kita semua tidak bekerja keras untuk meratakan dua gunung itu? Dengan cara ini akan ada rute langsung dari rumah kita ke selatan.”
Istri pria tua itu menyatakan keraguan padanya, “Kamu sudah tua dan lemah. Kamu tidak akan bisa bergerak, ke bukit kecil saja tidak bisa, apalagi menangani pegunungan yang besar seperti Talihang dan Wangwu. Selain itu, di mana kamu akan menyimpang tanah dan batu?”
“Mereka bisa dibawa ke tepi laut Bohai,” beberapa orang menyarankan.
Pekerjaan dimulai pada waktunya dan pada awalnya hanya dua orang di luar sana yang membantu Pak Tua dan anak-cucunya, dalam tugas yang besar itu.
Mereka mulai menyingkirkan batu dan menggali tanah. Reruntuhan dimasukkan ke keranjang dan tempat sampah, lalu dibuang ke tepi laut Bohai. Seorang anak tetangga berusia tujuh tahun, datang membantu mereka. Mereka kembali bekerja keras. Hingga musim dingin dan musim panas kembali datang.
Orang Bijaksana di sungai Bend telah melihat orang tua itu dan timnya bekerja selama beberapa waktu. Ia menghentikan Orang tua itu dan berkata dengan suara seperti menghibur, “Betapa bodohnya Anda, orang tua! Pada usia dan kesehatan Anda, bagaimana Anda membayangkan bisa menghilangkan pegunungan ini. Upaya menggelikan untuk menggeser begitu banyak tanah dan batu.”
Orang tua itu menghela napas dan menjawab, “Anda begitu sombong karena Anda tidak bisa melihat alasan. Bahkan seorang janda dan seorang anak yang tidak melihat apa-apa di dunia, dibandingkan dengan Anda, tampaknya bijaksana.”
“Apa maksudmu aku tidak bisa melihat alasan?” tanya orang yang bijaksana itu sangat kesal pada jawaban orang tua itu.
“Saya akan menjelaskan. Ketika saya mati, pekerjaan ini akan dilanjutkan oleh anak dan cucu saya. Dan ketika mereka tidak bisa, anak dan cucu mereka akan bekerja pada proyek. Dan seterusnya, tugas itu akan dilanjutkan oleh keturunan saya sampai misi dicapai. Tapi ingat, meskipun keturunan saya akan terus berkembang, pegunungan tidak akan tumbuh. Sekarang katakan mengapa kemudian tidak mungkin untuk meratakan pegunungan Taihang dan Wangwu?
Orang bijaksana Sungai Bend hanya berdiri tertegun oleh logika sederhana dari Orang tua yang selalu dianggap bodoh itu.
Kata-kata orang tua itu didengar oleh asisten Tuhan. Takut kalau Pak Tua itu benar-benar berhasil meratakan dua gunung, ia bergegas menghadap Tuhan. Ia mengatakan seluruh cerita yang didengarnya dari Pak Tua. Tuhan pun segera memutuskan apa yang ditentukan oleh Pak Tua itu. Ia memanggil dua asistennya dan mengatakan kepada mereka, “Tukarlah kedua gunugn Taihang dan Wangwu pada kedua sisinya sehingga jalan yang dibuat di antara keduanya.”
Perintah itu pun dilakukan. Dengan demikian Pria Tua Bodoh di Pegunungan Utara itu berhasil dalam misi yang dipikirkan oleh semua orang tidak mungkin.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR