Intisari-Online.com - Kuburan soerang prajurit Zaman Perunggung di Yunani berhasil digali oleh para arkeolog. Oleh mereka, temuan ini dianggap sebagai sebagai salah satu yang paling penting di negari para dewa dalam kurun waktu 65 tahun terakhir.
Kerangka ini ditemukan selama penggalian bulan Mei dekat Pylos, di sebuah situs Istana Nestor yang dibangun antara 1300-1200 SM. Reruntuhannya sendiri baru telah ditemukan pada 1939.
Dilihat dari kondisi kuburannya dan kerangkanya, sepertinya prajurit ini adalah sosok prajurit yang kaya nan terhormat. Kita lihat, selain ada pedang bergagang gading berhiaskan emas, di kanan dan kirinya juga terdapat lebih dari seribu benda: terdiri atas perabotan bergarga dan perhiasan. Ada mata panah, bejana emas, dan lain sebagainya.
Prajurit yang belum diketahui identitasnya ini diperkirakan meninggal di usia 30-an tahun. Dr Shari Stocker dari University of Cincinnatti menyebut bahwa sang prajurit hidup sekitar 3.500 tahun yang lalu di Zaman Perunggu. Seorang prajurit Mykenai dan menunjukkan sisi paling megah dari kekayaan prasejarah di Semenanjung Peloponnesos, Yunani.
Tak hanya di dalam peti, perhiasan dan hadiah-hadiah juga terdapat di atas peti seluas 3,6 meter persegi itu. Ada kendi dan baskom besar terbuat dari perunggu, pita tipis dari perunggu yang biasa disematkan di dada, juga beberapa gigi babi yang biasa terpasang di topi perangnya.
Perhiasan-perhiasan itu memiliki dekorasi gaya Minoa, sebuah peradaban yang berkembang di Pulau Kreta sekitar 3000-2000 SM, dengan tokoh-tokoh dewa, dan bermotif hewan dan tumbuhan. Sementara peredaban Mykenai menyebar dari Peloponnesos ke seluruh Mediterania bagian timur pada abad ke-2 SM.
“Penemuan ini bahkan lebih penting karena prajurit prasejarah ini hidup di zaman Nestor dan Neleus, mungkin sekitar 200 atau 300 tahun,” lanjut Stocker. “Artinya, prajurit ini adalah sosok yang penting ketika Yunani begitu dekat dengan (peradaban) Kreta, peradaban maju pertama di Eropa.”
(Mirror.co.uk)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR