Bagaimanapun, sebagian pasangan pengidap HIV memang tidak menggunakan kondom, sebagian karena adanya pil pencegah yang disebut Truvada, yang lebih dikenal dengan pre-exposure prophylaxis (PrEP).
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal JAMA Internal Medicine, para peneliti di klinik infeksi menular seksual menyediakan PrEP kepada 437 laki-laki dan wanita transgender yang berhubungan seks dengan laki-laki dari populasi beresiko tinggi terinfeksi HIV.
Setelah satu tahun, hanya dua dari mereka yang tertular HIV dan mereka berdua merupakan orang-orang yang dosis obat dalam darah mereka rendah. Hal itu menunjukkan bahwa mereka hanya mengonsumsi setengah dari dosis yang dianjurkan.
Kemungkinan lain mereka kurang peduli tentang hubungan seks tanpa kondom dengan pasangan yang positif HIV.
Saat ini Human Immunodeficiency Virus (HIV) memang tidak lagi ditakuti seperti di era 80-an atau 90-an.
Bahkan, dokter Sheen mengatakan dia lebih khawatir tentang perlakuan yang akan didapat pasiennya daripada virus itu sendiri.
“Kekhawatiran terbesar saya dengan Charlie sebagai pasien adalah perlakuan yang akan dia dapat dan depresi dari penyakit ini, lebih dari apa yang HIV bisa sebabkan dalam hal memperpendek hidupnya karena ini tidak akan terjadi,” katanya.
Namun, tidak ada vaksin atau obat untuk HIV atau AIDS, tahap akhir dari infeksi ini. Jadi, lebih berhati-hatilah.
(Gibran Linggau/kompas.com)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR