Pendiri Kerajaan Aceh dan Keberhasilannya Membebaskan Tanah Rencong dari Penjajahan Portugis

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Salah satu sumbangsih terbesar Sultan Ali Mughayat Syah, pendiri Kerajaan Aceh, adalah keberhasilannya membuat Aceh terhindari dari penjajahan Portugis (Wikipedia Commons)
Salah satu sumbangsih terbesar Sultan Ali Mughayat Syah, pendiri Kerajaan Aceh, adalah keberhasilannya membuat Aceh terhindari dari penjajahan Portugis (Wikipedia Commons)

Artikel ini tentang pendiri Kerajaan Aceh, yaitu Sultan Ali Mughayat Syah, dan kepahlawanannya membebaskan Aceh dari penjajahan Portugis.

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -Kerajaan Aceh menjadi salah satu kerajaan penting di Tanah Andalas. Ia mempunyai peran penting dalam penyebaran agama Islam di wilayah tersebut.

Pendiri Kerajaan Aceh adalah Sultan Ali Mughayat Syah yang diawali dengan menyatukan kerajaan-kerajaan kecil di sekitarnya. Puncak kejayaan Kerajaan Aceh dapat diraih pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M).

Baca Juga: Lebih Dekat Dengan Penyelamat Benda Peninggalan Sejarah Kerajaan Aceh, Inilah Harun Keuchik Leumiek

Ketika di zaman Sultan Iskandar Muda,Aceh berhasil menaklukkan Pahang yang merupakan sumber timah utama dan melakukan penyerangan terhadap Portugis di Melaka. Selain itu, kejayaan Aceh tidak lepas dari letak kerajaannya yang strategis, yaitu di dekat jalur pelayaran dan perdagangan internasional.

Setelah lima abad berdiri, masa keruntuhan Kerajaan Aceh terjadi pada pemerintahan Sultan Muhammad Daud Syah, yang menjadi raja terakhirnya.

Sejarah Kerajaan Aceh

Cikal bakal Kerajaan Aceh tidak terlepas dari kerajaan yang pernah berdiri di wilayah tersebut, salah satunya Kerajaan Lamuri atau Indrapura.

Saat Sultan Alaiddin Husain Syah (1465-1480 M) berkuasa, beberapa kerajaan kecil dan Pidie bersatu dengan Lamuri yang saat itu telah berganti nama menjadi Kerajaan Darussalam. Salah satu alasan kerajaan-kerajaan kecil berniat bersatu adalah karena munculnya kekuatan Barat di Malaka.

Pemikiran untuk bersatu serta menjadi besar dan disegani lawan juga datang dari Ali Mughayat Syah, panglima perang sekaligus putra mahkota Kerajaan Aceh saat itu.

Mengingat semakin besarnya peran Portugis di sekitar Selat Malaka, Ali Mughayat Syah meminta ayahnya untuk menyerahkan pimpinan kerajaan kepadanya. Selain menyusun kekuatan dengan menyatukan kerajaan-kerajaan kecil di bawah payung Kerajaan Aceh, Sultan Ali Mughayat Syah juga membentuk angkatan darat dan laut yang kuat demi membangun kerajaan yang kokoh.

Setelah mendeklarasikan berdirinya Kerajaan Aceh Darussalam, Sultan Ali Mughayat Syah juga meletakkan dasar-dasar politik luar negeri Kerajaan Aceh, yang isinya sebagai berikut.

- Mencukupi kebutuhan sendiri, sehingga tidak bergantung pada pihak luar

- Menjalin persahabatan yang lebih erat dengan kerajaan-kerajaan Islam di nusantara

- Bersikap waspada terhadap negara Barat

- Menerima bantuan tenaga ahli dari pihak luar

- Menjalankan dakwah Islam ke seluruh nusantara

Setelah Sultan Ali Mughayat Syah wafat, pemerintahan dilanjutkan oleh Sultan Alauddin Ri'ayat Syah dan ekspasi wilayah Kerajaan Aceh terus dijalankan.

Sosok Sultan Ali Mughayat Syah

Sultan Ali Mughayat Syah,meski bukan penguasa pertama di wilayah Aceh, dia dianggap sebagai pendiri Kesultanan Aceh Darussalam karena berhasil menyatukan kerajaan-kerajaan kecil di bawah payung kekuasaannya.

Pada awal pemerintahannya, wilayah Kerajaan Aceh semakin berkembang hingga mencakup Daya, Deli, Pedir, Pasai, dan Aru.

Sultan Ali Mughayat Syah juga melakukan perlawanan terhadap kedudukan Bangsa Portugis di Malaka.

Kerajaan Aceh didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada 1496 M. Akan tetapi, kerajaan ini baru mendapatkan kedaulatan penuh pada awal abad ke-16.

Sultan Ali Mughayat Syah adalah panglima perang dan putra dari Syamsu Syah, keturunan Dinasti Meukuta Alam yang berkuasa di Aceh kala itu. Ketika peran Portugis di sekitar Selat Malaka semakin besar, Sultan Ali Mughayat Syah mulai menyusun kekuatan dengan menyatukan kerajaan-kerajaan kecil di bawah payung Kerajaan Aceh.

Selain itu, dia juga membentuk angkatan darat dan laut yang kuat demi membangun kerajaan yang kokoh. Setelah mendeklarasikan berdirinya Kerajaan Aceh Darussalam, Sultan Ali Mughayat Syah meletakkan dasar-dasar politik luar negeri di kerajaannya.

Sumbangan Sultan Ali Mughayat Syah yang paling besar adalah berhasil membebaskan Aceh dari upaya penjajahan Portugis.

Pada 1511, bangsa Portugis telah menaklukkan Malaka. Akan tetapi, ambisi mereka untuk menduduki Aceh tidak dapat terwujud dengan mudah.

Sultan Ali Mughayat Syah adalah salah satu tokoh yang berhasil mengusir Portugis dari Aceh. Kontak langsung pertama antara Aceh dan Portugis terjadi pada 1519, ketika Gaspar da Costa yang tiba dengan kapalnya ditangkap oleh penduduk setempat.

Tahun berikutnya, Sultan Ali Mughayat Syah mulai mengadakan serangkaian kampanye militer untuk mendominasi wilayah utara Sumatera. Dalam usahanya melawan Portugis, Sultan Ali Mughayat Syah didampingi oleh Raja Ibrahim, adik sekaligus tangan kanannya yang paling berani.

Itulah artikel tentangpendiri Kerajaan Aceh, yaitu Sultan Ali Mughayat Syah, dan kepahlawanannya membebaskan Aceh dari penjajahan Portugis. Semoga bermanfaat.

Baca Juga: Direbutnya Malaka oleh Portugis Menyebabkan Aceh Berkembang Menjadi Pusat Perdagangan dan Pusat Penyebaran Islam

Artikel Terkait