Intisari-Online.com -Dua pengusaha catering di Solo, Jawa Tengah, merugi hingga 1 miliar rupiah.
Bagaimana tidak, mereka mendapat orderan fiktif untuk mengirimkan makanan atau takjil setiap hari selama bulan Ramadan ke Masjid Sheikh Zayed Solo.
Dan hingga Lebaran tiba, keduanya tak kunjung mendapatkan seluruh biaya makanan tersebut.
Kasus penipuan ini saat ini tengah ditangani oleh Polresta Surakarta.
Sebagimana dilaporkan Tribun Solo, Kapolresta Solo Kombes Pol Iwan Saktiadi membenarkan adanya informasi dugaan penipuan tersebut.
"Memang sampai kemarin itu salah satu warga berinisial S datang ke Satreskrim Polresta Solo untuk laporan. Dia merasa dipesani (takjil) oleh E (terduga pelaku, -red)," ujar Iwan, Jumat (19/4).
S mengakumendapatkan tender orderan untuk ngirim makanan katering dari E.
Namun sampai saat ini, S belum juga mendapatkan pembayaran atas orderan takjil tersebut.
"Kita tindak lanjuti. Namun kita juga arahkan untuk mengumpulkan bukti-bukti sekalian," pungkasnya.
Kuasa hukum korban, Muhammad Kalono mengungkapkan, mereka sedikitnya mengirim 800 porsi takjil makan berat dan ringan selama 28 hari bulan Ramadhan tanpa henti.
“800 takjil snack, 800 makan besar (tiap hari),” ungkapnya usai mendampingi korban melaporkan dugaan penipuan ini ke Polresta Solo, Jumat (19/4).
Dua catering ini merupakan Vio Catering dan Adilla Catering.
Mereka awalnya percaya, terduga pelaku penipuan berinisial E menghubungkan mereka dengan masjid untuk menyediakan menu buka puasa bersama.
“Hari ini kita mendampingi para korban menyampaikan laporan penipuan terkait buka yang dikirim Masjid Raya Sheikh Zayed. Ini tidak ada hubungannya dengan masjid," katanya.
"Dua katering ini kena prank olek oknum yang tidak ada kaitannya dengan Masjid Raya Sheikh Zayed. Ada 2 dari Baki dan Tawangsari, Sukoharjo."
Mereka pun tiap hari mengantarkan pesanan buka puasa tersebut dan diterima oleh pengurus masjid.
Pengurus pun menganggapnya sebagai bagian dari sedekah karena diatasnamakan Hamba Allah.
Meski tidak dipesan oleh panitia masjid, mereka menerima karena siapa pun bisa bersedekah di masjid tersebut.
“Ada beberapa kali pertemuan. Waktu itu dia menyatakan pesan begitu aja. Karena sering main di Masjid Raya Sheikh Zayed dikiranya benar-benar orang masjid," ujarnya.
"D imana-mana semua masjid selama ramadhan siapa saja yang mau sedekah diterima."
Sayangnya, hingga bulan Ramadhan berakhir, tak ada pembayaran sepeser pun yang masuk ke kantong para korban.
Mereka awalnya dijanjikan pencairan tiap seminggu sekali namun ternyata pembayaran tak pernah dilakukan.
“Belum ada sama sekali pembayaran. Selama 28 hari. Rp 960 juta. Sudah dikirim semua. Ngirim terus tiap hari. Bentuk takjil makanan kecil kemudian makanan buka. Sahurnya hanya 2 kali,” ungkapnya.
Sebenarnya, penyedia menu buka telah dikelola tersendiri oleh Masjid Raya Sheikh Zayed.
Dua korban ini menyediakan menu buka di luar yang dikelola panitia masjid.
“Zayed punya sendiri program itu. Ini tidak terkait dengan itu,” terangnya.
Hari kedua lebaran Kamis (11/4/2024) mereka sempat dijanjikan pelunasan.
Namun, terduga pelaku justru kabur dengan pura-pura ke kamar mandi.
Setelah melakukan pencarian, mereka pun berhasil menemukan pelaku di Ngawi.
Saat ini ia diamankan pihak kepolisian.
“Para korban mencari akhirnya ketemu di Ngawi. Izin ke kamar mandi kemudian pergi. Ditunggu-tunggu nggak keluar-keluar. Sekarang sudah dibawa ke sini,” jelasnya.
Saat ini para korban pun bingung karena terlilit utang ratusan juta.
Mereka untuk memenuhi pesanan berutang sana-sini untuk bisa melayani terduga pelaku tersebut.
“Kasihan para korban ini. Kehidupan juga orang pas-pasan. Korbannya hutangnya banyak sekali. Mau pulang ke rumah mau buka pintu aja takut kalau ada yang nagih,” ungkapnya.
Motif pelaku
Seperti disebut di awal, pelaku E kini sudah diamankan oleh Polresta Surakarta.
E diketahui menipu dua pengusaha katering dengan total kerugian mencapai Rp960 juta.
Mereka yang menjadi korban adalah mertua E, Supodo, selaku pemilik Adilla Catering.
Kemudian, Kusnadi Slamet Widodo, pemilik Vio Catering.
E tega menipu teman dan mertuanya itu untuk menyiapkan takjil dan makanan buka puasa yang dikirim ke Masjid Zayed selama 28 hari pada bulan puasa lalu.
Motif perbuatan pelaku berawal dari terlanjur malu akibat menjanjikan adanya pesanan katering takjil kepada kedua korban.
Hal ini disampaikan oleh Kapolresta Solo Kombes Pol Iwan Saktiadi melalui Kasatreskrim Polresta Solo Kompol Ismanto Yuwono.
"Keterangannya dia, mendapatkan info adanya peluang untuk memasok buka bersama, tapi kemudian tidak ada deal," ujar Ismanto, Sabtu (20/4).
"Tapi dia terlanjur ngomong dengan korban bahwa akan ada pesanan."
Sudah kepalang malu karena pesanan dibatalkan oleh pemesan, E lantas mengambil inisiatif.
Dengan mengatasnamakan hamba Allah, ia tetap menyalurkan takjil dan makanan berbuka puasa sebanyak masing-masing 800 pack ke Masjid Raya Sheikh Zayed selama bulan Ramadan.
"Korban sudah kulakan. Akhirnya, untuk menutup malu, dia menyampaikan kepada pihak Zayed itu sodakoh dari hamba Allah," tambahnya.
"Dan korbannya atas nama Slamet dan Supodo yang merupakan mertuanya sendiri."
Ismanto menyebut, pihak kepolisian tetap melanjutkan kasus ini, pelaku dijerat dengan pasal penipuan, 378 KUHP.
"Sementara kita masih lanjut. Korban kan dua, kalau korban mau (damai), tapi kan pihak Slamet orang luar," terangnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan kasus penipuan ini cukup unik karena pelaku tidak mendapatkan keuntungan secara langsung dari perbuatannya.
"Sementara seperti, ini sedikit unik, ya," tuturnya.
E menipu teman dan mertuanya sendiri untuk menyediakan menu buka bersama di Masjid Zayed dengan menunjukkan pesan WhatsApp seolah-olah berkomunikasi dengan pimpinan masjid.
Hal ini disampaikan oleh Supodo. Saat itu, ia merasa yakin menantunya tersebut menjadi penghubung antara pihak masjid dengan catering-nya.
“Sering menunjukkan WA kayanya dalam lingkungan situ entah berkaitan apa nggak tahu. Saya betul-betul mengirim dan bisa menyerahkan,” tuturnya.
Awalnya, terkait pembayaran pesanan, E menjanjikan bakal dilakukan tiap seminggu sekali.
Namun, ketika uang tak segera dibayarkan, pelaku berdalih ada kendala dari pendanaan masjid.
Supodo pun percaya dan tetap mengirimkan takjil ke masjid hingga bulan puasa berakhir.
“Otomatis pengajuan dari masjid. Saya sudah yakin karena sering keluar masuk masjid,” terangnya.
Sama seperti Supodo, Slamet Widodo juga tak mengira pesanannya tidak dibayar. Ia tidak curiga saat pembayaran terkendala.
“Saya tanya kok nggak cair. Ini ada masalah di TU, katanya. Uangnya transferan dari Arab atau mana habis."
"Ini suruh ngelanjutkan. Semaksimal mungkin saya usaha sampai selesai,” jelasnya.
Mereka rela berhutang demi memenuhi pesanan tersebut, tetapi tak kunjung dibayarkan.
Keduanya sempat dikumpulkan di masjid dengan janji akan dilunasi pada Kamis (11/4/2024).
Namun, pelaku malah kabur ke Ngawi. Setelah dilakukan pencarian, E akhirnya ditemukan dan diamankan Polresta Solo.
Pelaku kemudian mengakui semua ini hanyalah hasil rekayasanya belaka.
“E mengaku tidak ada dari Zayed. Juga tidak ada donatur,” tutur Slamet.
Dapatkan artikel terupdate dari Intisari-Online.com di Google News.