Pada pintu gerbang ini terdapat sebuah benteng, yang dihuni sekitar 1500 - 1600 orang.
Dengan dijaga oleh para prajurit kraton, semua yang lewat gerbang dicatat oleh juru tulis.
Sekitar 1 - 1,5 mil dari gerbang Selimbi, terbentang daerah Mataram yang subur, sawah sangat luas hingga batasnya tidak tampak.
Desa-desa sangat subur banyak ditemui sepanjang jalan.
Di antara sawah-sawah ditemui perbukitan yang ditanami pohon buah-buahan.
Diperkirakan pintu gerbang Selimbi merupakan pintu masuk wilayah negara agung Mataram.
Jalan antara gerbang Selimbi dan gerbang tadi (gerbang masuk kedua), berjarak sekitar 7 mil.
Setelah gerbang kedua, terlihat pegunungan mengitari pusat kerajaan Plered.
Rijklof van Goens juga menggambarkan bahwa desa-desa di antara kedua pintu gerbang tersebut, padat penduduk.
Setiap desa berpenduduk sekitar 100 - 150 orang, bahkan ada yang berpenghuni sekitar 1000 - 1500 orang.
Pusat kerajaan dicapai setelah melalui gerbang ketiga, yang dinamai Kaliajir.
Dari gerbang ini terdapat jalan menuju istana raja, sepanjang 2 mil.
Antara gerbang Kaliajir dan istana raja, banyak ditemui rumah para pangeran dan berbagai residen.
Pagar kota diperkirakan berukuran luas 2 x 2 mil, dengan ketinggian tembok sekitar 6 – 7 meter.
Beberapa komponen di dalam tembok keraton adalah sebagai berikut sitinggil, bangsal witana, mandungan, sri menganti, pecaosan, sumur gumuling tempat memandikan keris pusaka, masjid panepen (Suronoto), prabayeksa, bangsal kencana, bangsal kemuning, bangsal manis, gedong kuning, dan tempat tinggal abdi dalem kedhondhong.
Itulah beberapa hal yang dilakukan Amangkurat I di awal-awal dia berkuasa sebagai Sunan Mataram Islam.
Baca artikel terupdate dari Intisari-Online.com di Google News
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR