Kisah Sapi Betina Merah Israel dan Perobohan Al Aqsa di Yerusalem

Yoyok Prima Maulana

Editor

Ilustrasi sapi betina merah yang akan dikorbankan untuk pembangunan ketiga Bait Suci di Yerusalem.
Ilustrasi sapi betina merah yang akan dikorbankan untuk pembangunan ketiga Bait Suci di Yerusalem.

Intisari-online.com - Baru-baru ini ramai jadi perbincangan publik internasional tentang sapi merah betina Israel.

Kabarnya, kaum Yahudi Ortodoks di Israel berencana akan melakukan persembahan atau pengorbanan sapi betina berwarna merah di komplek Masjid Al Aqsa.

Bukan hanya itu, pengorbanan sapi betina merah juga akan dijadikan alasan untuk merobohkan masjid Al Aqsa.

Mengapa sapi betina merah bisa diadikan alasan oleh Israel untuk menghancurkan Al Aqsa?

Sebenarnya, kabar tentang rencana pembangunan kembali bait Suci untuk ketiga kalinya sudah menjadi perbincangan sejak lama.

Hal ini berkaitan dengan keyakinan umat Yahudi bahwa sang mesiah akan datang saat Bait Suci dibangun untuk ketiga kalinya.

Bait suci sendiri merupakan sebuah kuil tempat beribadah umat Yahudi yang pertama kali dibangun oleh Nabi Daud atau Raja Daud.

Namun bangunan ini dihancurkan oleh bangsa Babel di bawah Nebukadnezar pada tahun 586 SM.

Bait Suci Kedua dibangun setelah bangsa Yehuda kembali dari pembuangan di Babel, sekitar tahun 536 SM.

Beberapa ratus tahun kemudian atau tepatnya pada tahun 70 maasehi, Bait Suci kembali dihancurkan oleh bangsa Romawi saat mereka menguasai Yerusalem.

Dalam kitab suci umat yahudi disebutkan, salah satu syarat utama pembangunan bait Suci yang ketiga adalah dengan melakukan pengorbanan sapi betina berwarna merah.

Sapi ini harus merah total, tidak ada warna lain sedikit pun walau hanya satu persen. Sapi betina tersebut juga harus masih perawan atau belum pernah kawin.

Selama ratusan tahun sapi dengan spesifikasi seperti itu belum ditemukan. Sampai akhirny ditemukan jenis red cow heifer atau sapi merah betina dari Texas, seperti dilaporkan oleh Middle East Eyes, beberapa waktulalu.

Para warga Yahudi dari sekte Third Temple atau Kuil Ketiga pernah berkumpul di wilayah permukiman ilegal dekat Nablus, Palestina, pada 27 Maret untuk membahas ritual pengorbanan sapi merah betina.

Rencananya, pengorbanan sapi ini akan dilakukan dalam waktu dekat di dataran tinggi Yerusalem, tepatnya di Al Aqsa atau Temple Mount (sebutan dari warga Yahudi).

Sejumlah kelompok Yahudi radikal percaya bahwa tempat ini akan menjadi kedatangan Mesiah atau Juru Selamat mereka.

Seperti dilansir dari Middle East Eyes, Yitshak Mamo, anggota komite kebangkitan Bait Suci Ketiga Uvne Jerusalem, menyatakan, “Harry Potter adalah sebuah cerita yang bagus. Alkitab bukanlah sebuah cerita, melainkan cara Tuhan memimpin kita.”

Mamo menegaskan bahwa ritual ini harus dilakukan di tempat berdirinya Bait Suci Kedua, yang saat ini merupakan Masjid Al Aqsa.

Mengancam Al Aqsa

Jika rencana pengorbanan sapi betina merah tersebut jadi dilakukan, satu-satunya cara adalah dengan merobohkan Masjid Al Aqsa.

Pasalnya, lokasi lama Bait Suci kedua diyakini berada di bawah bangunan masjid yang disucikan oleh umat muslim tersebut.

Tak pelak, ini adalah bencana bagi Al Aqsa. Imam Masjid Al Aqsa Mustafa Abu Sway mengatakan bahwa kejadian tersebut menjadi ancaman bagi umat Muslim di seluruh dunia.

"Masjid Al-Aqsa milik seluruh umat Islam," ujarnya. Jadi, Anda akan melihat reaksi dari Indonesia, Toronto, hingga New York. Saat ini terdapat 2 miliar Muslim di seluruh dunia," ucap Abu Sway.

Abu Sway juga menyebut, rencana perobohan Al Aqsa seperti membuka kotak pandora ke dunia. Bakal ada keributan besar, bahkan bisa memicu perang dunia ketiga.

Baca Juga: Sangat Megah, Israel Temukan Bagian Bangunan Baru Dekat Bait Suci Yerusalem, Seperti Apa Itu?

Artikel Terkait