Intisari-Online.com -Sekitar 100 ribu warga Israel turun ke jalan di Tel Aviv pada Sabtu (6/4).
Mereka menuntut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu turun dari jabatannya.
Aksi unjuk rasa itu terjadi tepat saat Perang Gaza mencapai setengah tahun.
Mereka berkumpul di persimpangan jalan Tel Aviv yang sekarang dikenal sebagai Lapangan Demokrasi.
Istilah itu muncul pertama kali saatprotes massal terhadap reformasi peradilan yang kontroversial pada tahun lalu.
"Pemilu sekarang," teriak pada pengunjuk rasa itu yang mendesak supaya Netanyahu turun dari jabatannya.
Tak hanya di Tel Aviv, unjuk rasa juga diadakan di kota-kota lain.
Salah satunya di Kfar Saba.
Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid juga ikut dalam unjuk rasa itu sebelum berangkat ke Washington.
"Mereka tidak belajar apa pun," kata Yair merujuk pada sikap bebal pemerintah Israel.
"Mereka tidak berubah, sampai kita mengirim mereka pulang, mereka tak akan memberi kesempatan negara ini untuk maju."
Media Israel mengatakan bentrokan telah terjadi antara para pengunjuk rasa dan polisi pada unjuk rasa di Tel Aviv.
Selang beberapa saat, polisi mengatakan seorang pengunjuk rasa telah ditangkap.
Kemudian, para pengunjuk rasa di Tel Aviv bergabung dengan keluarga para sandera Gaza dan para pendukung mereka.
Sebelumnya, Militer Israel mengeklaim tentara telah menemukan tubuh seorang sandera yang diculik oleh Hamas selama serangan 7 Oktober dan kemudian dibunuh dalam penahanan di Jalur Gaza.
Penemuan jasad Elad Katzir menambah jumlah jasad sandera yang berhasil dibawa pulang oleh tentara Israel dari Gaza selama perang.
Serangan Hamas mengakibatkan kematian 1.170 orang di Israel selatan, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, menurut angka-angka Israel.
Sementara itu, jumlah korban tewas akibat serangan Israel ke Gaza jauh lebih banyak.
Serangan balasan Israel terhadap Hamas telah menewaskan sedikitnya 33.137 orang di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas.
Sekitar 250 warga Israel dan warga asing disandera oleh militan pada 7 Oktober.
Militer Israel mengatakan 129 orang masih ditahan di Gaza, termasuk 34 orang yang diduga tewas.
Para demonstran dilaporkan akan kembali turun ke jalan pada Minggu (7/4/2024) ini, dengan rencana unjuk rasa di Yerusalem.