Intisari-Online.com - Sejarah merupakan cerminan masa lalu, guru untuk masa kini, dan penunjuk arah masa depan.
Bagi bangsa Arab, sejarah bukan sekadar kumpulan peristiwa, melainkan sebuah pohon kehidupan yang kokoh dan berakar kuat.
Pertanyaannya, mengapa Bangsa Arab mengkiaskan sejarah sebagai pohon kehidupan?
Mari kita telusuri makna di balik perumpamaan ini dan pelajari bagaimana sejarah menuntun bangsa Arab dalam perjalanan mereka.
Alasan Bangsa Arab Mengkiaskan Sejarah Sebagai Pohon Kehidupan
Dari perspektif etimologis, kata 'sejarah' berasal dari kata Arab 'syajaratun', yang artinya pohon kayu, dan dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai sejarah.
Mengapa sejarah diibaratkan dengan pohon? Apa hubungannya?
Melansir Kompas.com, sejarah sering kali disamakan dengan pohon, di mana pohon terus berkembang seiring berjalannya waktu dan memiliki keterkaitan antara akar, batang, daun, hingga buahnya.
Setiap bagian dari pohon tersebut kemudian menyatu menjadi sebuah kesatuan yang terhubung satu sama lain.
Begitu pula dengan sejarah, di mana setiap peristiwa yang terjadi saling terkait dan dapat mempengaruhi masa depan.
Baca Juga: Konsep Berpikir Sinkronik dalam Mempelajari Sejarah Artinya Apa?
Penggunaan perumpamaan pohon ini menggambarkan bahwa sejarah memiliki permulaan seperti akar, kemudian tumbuh dan berkembang dari tahap yang sederhana menjadi lebih kompleks.
Inilah mengapa skema silsilah keluarga sering digambarkan menyerupai akar pohon.
Dalam skema itu terdapat asal-usul nama, nenek moyang, dan kerabat lainnya.
Selain itu, pohon sering kali diibaratkan sebagai satu kejadian, perkembangan, atau pertumbuhan dari sebuah peristiwa yang saling terkait.
Sebagai contoh, sejarah proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Proklamasi kemerdekaan tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi merupakan hasil dari rangkaian peristiwa Perang Dunia II yang menyebabkan Jepang menjajah Indonesia, dan kemudian terpaksa mundur karena kekalahan dalam perang.
Jika dilihat lebih jauh ke masa lalu, proklamasi kemerdekaan berhasil terlaksana berkat semangat kemerdekaan yang berkobar sejak kebangkitan nasional di awal abad ke-20.
Proklamasi tersebut memicu revolusi di berbagai wilayah, kemunculan Orde Lama, Orde Baru, hingga era reformasi yang kita alami saat ini.
Setiap peristiwa dalam sejarah ini saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan, layaknya cabang-cabang pada sebuah pohon.
Peranan Sejarah
Para ahli sejarah umumnya sepakat bahwa sejarah memiliki peranan dan kedudukannya tersendiri, yang dapat dibagi menjadi tiga aspek: sebagai peristiwa, sebagai cerita, dan sebagai ilmu.
ni mencakup berbagai kejadian, perubahan, dan konflik yang memengaruhi perkembangan suatu komunitas.
Bukti-bukti seperti saksi mata atau sumber sejarah lainnya mendukung kebenaran peristiwa-peristiwa ini.
Namun, penafsiran sejarawan memainkan peran penting dalam menggambarkan peristiwa tertentu.
Sejarah sebagai cerita mengandung elemen naratif dan memperkaya pemahaman kita tentang masa lalu.
- Ilmu Sosial: Pendidikan sejarah termasuk dalam ilmu sosial karena menjelaskan perilaku sosial yang terjadi di masa lampau dan mempengaruhi fenomena-fenomena saat ini.
- Seni: Dalam konteks seni, sejarah juga dapat dianggap sebagai sastra. Sejarah merekam banyak kisah dan menjadi bagian dari warisan budaya kita.
Dengan memahami sejarah, bangsa Arab mampu memetik pelajaran dari masa lalu, membangun masa kini yang lebih baik, dan menapaki masa depan dengan penuh keyakinan.
Inilah esensi mengapa bangsa Arab mengkiaskan sejarah sebagai pohon kehidupan.
Analogi ini mengingatkan kita semua tentang pentingnya sejarah dalam membangun masa depan yang gemilang.
Baca Juga: Sejarah Memiliki Hubungan yang Erat dengan Kehidupan Manusia karena Apa?