Intisari-Online.com -Dinasti Abbasiyah dikenal sebagai kekhalifahan yang menelurkan ilmuwan-ilmuwan penting.
Inilah 4 ilmuwan penting Dinasti Bani Abbasiyah lengkap dengan karyanya.
=============================
Trivia
Perhatikan tabel berikut:
1. Al-Razi A. Al-Qanun Al-Mas'udi fi al-Hay-ah wal-Nujum
2. Ibnu Sina B. Kamil Al-Sina'ah al-Tibbiyah
3. Al-Majusi C. Al-Qanun fi al-Tibb
4. Al-Biruni D. Al-Hawi
Pasangan ilmuwan dan karyanya yang tepat adalah...
=================================
1. A-Razi menghasilkan karya terkenal Al-Hawi
Ar-Razi adalah salah seorang pakar sains Iran yang ahli dalam bidang kedokteran, filsafat, dan alkimia.
Dia diakui secara luas sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah kedokteran, filsafat, dan tafsir.
Salah satu kontribusi Ar-Razi di bidang ilmu kedokteran adalah, ia menjadi orang pertama yang secara klinis membedakan antara cacar dan campak.
Sepanjang hidupnya, ia telah menulis sekitar 200 manuskrip dari berbagai bidang keilmuan, termasuk astronomi dan tata bahasa.
Karya Ar-Razi pun terkenal di kalangan praktisi Eropa Abad Pertengahan dan sangat memengaruhi pendidikan kedokteran di Barat.
Banyaknya ilmu yang dikuasai Ar-Razi lantas membuatnya dijuluki sebagai ilmuwan serba bisa yang hidup selama Zaman Keemasan Islam.
Selama bekerja di rumah sakit di Bagdad, Ar-Razi merupakan dokter pertama yang secara klinis membedakan antara cacar dan campak.
Dia juga menemukan penjelasan dan pengobatan terkait penyakit cacar, yang kemudian dibukukan dalam buku berjudul Al-Judari wal-Hasbah atau Cacar dan Campak.
Buku ini menjadi buku pertama yang mengulas secara rinci tentang perbedaan antara penyakit cacar dan campak.
Pencapaian lain Ar-Razi adalah menemukan penyakit alergi asma dan menjadi ilmuwan pertama yang mengulas mengenai alergi dan imunologi.
Selain itu, ia juga dikenal sebagai ilmuwan pertama yang menjelaskan tentang demam sebagai sebuah imun tubuh untuk melindungi diri.
Membuat peralatan kedokteran Dalam bidang farmasi, Ar-Razi berperan penting sebagai pembuat peralatan kedokteran, seperti tabung, spatula, dan mortar.
Dia juga aktif mengembangkan berbagai obat-obatan yang berasal dari raksa.
Pencetus etika kedokteran Selain menjadi penemu penyakit berdasarkan hasil diagnosisnya sendiri, Ar-Razi juga mencetuskan etika kedokteran.
Salah satunya adalah bahwa dokter tidak mungkin mengetahui segala jenis penyakit dan selalu berhasil menyembuhkannya.
Meskipun begitu, menurut Ar-Razi, dokter memiliki tujuan untuk berbuat baik semaksimal mungkin sekalipun ke orang yang tidak berperilaku baik.
Ar-Razi juga dikenal sebagai sosok dokter dermawan yang Pemikiran filsafat Ar-Razi Di bidang filsafat, Ar-Razi mencetuskan teori "lima abadi", yang menyatakan bahwa dunia dihasilkan dari interaksi antara Tuhan dan empat prinsip abadi lainnya, yaitu jiwa, materi, waktu, dan tempat.
Selain itu, Ar-Razi juga pernah menyatakan kritik terhadap para ilmuwan sebelumnya, misalnya dalam karyanya berjudul Doubts About Galen, yang berisi kritik terhadap Galenus, seorang dokter Yunani Kuno.
Ar-Razi telah menghasilkan sekitar 200 karya yang berpengaruh hingga dunia Barat.
Berikut ini beberapa karya Ar-Razi dari berbagai bidang keilmuan.
- Al-Kitab al Hawi
- The Virtuous Life
- Al-Mansuri
- The Diseases of Children
- The Spiritual Physic
- On Smallpox and Measles
- Doubts about Galen
- al-Asrar
- Sirr al-Asrar
2. Ibnu Sina, karya terkenalnya Al-Qanun fi-al-Tibb
Kontribusi Avicenna yang paling penting bagi ilmu kedokteran adalah bukunya yang terkenal Al Qanun Fi Al-Tibb (The Canon of Medicine), yang dikenal sebagai "Kanon" di Barat.
Buku ini adalah ensiklopedia kedokteran lima jilid besar. Isinya mencakup lebih dari satu juta kata.
Di dalamnya terdiri dari pengetahuan medis yang tersedia dari sumber kuno dan Muslim.
Buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada abad kedua belas dan digunakan sebagai teks kedokteran standar di universitas-universitas Eropa hingga pertengahan abad 17.
Karya besarnya yang lain adalah "The Book of Healing", ensiklopedia ilmiah dan filosofis.
Buku ini dimaksudkan untuk 'menyembuhkan' jiwa.
Itu dibagi menjadi empat bagian: logika, ilmu alam, matematika dan metafisika.
Dalam teks medisnya, Ibnu Sina juga mengidentifikasi penyakit menular seperti TBC.
Beberapa abad sebelum Louis Pasteur, dia juga menemukan kemungkinan penyakit menyebar melalui air dan tanah.
Dia bahkan menyelidiki kesehatan emosional seseorang, jauh sebelum teknik biofeedback diperkenalkan.
Kontribusi lainnya antara lain deskripsi meningitis, berbagai bagian mata dan katup jantung, dan bagaimana saraf berkontribusi pada nyeri otot.
Kemajuan yang dibuat dalam bidang anatomi, ginekologi, dan pediatri begitu canggih.
Alhasil, bukunya segera menjadi buku teks utama yang digunakan di sekolah kedokteran Eropa hingga abad ke-17.
Dalam bukunya, ia mengembangkan sistem logikanya sendiri, logika Avicennian.
Dalam matematika, Ibnu Sina menjelaskan tentang konsep aritmatika.
Sementara dalam astronomi, dia mengusulkan bahwa Venus lebih dekat ke Matahari daripada Bumi.
Dia juga menemukan alat untuk mengamati koordinat bintang, dan menyatakan bintang-bintang itu bercahaya sendiri.
Secara total, Avicenna menulis lebih dari 400 karya, dan sekitar 240 di antaranya masih bertahan.
3. Al-Majusi, dengan karya terkenalnyaKamil Al-Sina'ah al-Tibbiyah
Nama lengkapnya Ali bin Abbas al-Majusi al-Ahwazi, dikenal dengan Al-Majusi.
Dia adalah seorang dokter dan ahli jiwa dari Persia.
Al-Majusi merupakan seorang muslim yang berleluhur Zoroaster.
Di Barat, dia dikenal sebagai Haly Abbas atau Ali Abbas.
Perikehidupannya kurang diketahui, tapi ia diketahui bekerja sebagai dokter di rumah sakit 'Adudi yang dibangun oleh 'Adud ad-Dawla di Baghdad.
Sebagai hasil dari kerja kerasnya, ia menulis buku Al-Kamil fish-Shina'ah yang dikenal pula dengan nama Al-Malaki yang kelak diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani sebagai Liber Regalis atau Liber Regius pada tahun 1127.
4. Al-Biruni dengan karyanya Al-qanun al-mas'udi
Al-Biruni menulis banyak karya selama abad kesepuluh, tetapi kebanyakan dari mereka telah hilang.
Salah satu, yang masih bertahan hingga saat ini adalah pemikirannya tentang proyeksi peta yang disebut "Kartografi".
Karya tersebut berisi teori proyeksi peta oleh sarjana lain dari mana ia telah memperoleh pengetahuan.
Pada akhir abad kesepuluh, pergolakan politik dimulai di wilayah Islam, dan pelindungnya, Samanid, digulingkan oleh Mahmud Ghazna.
Al-Biruni kemudian dibawa ke istana Mahmud, termasuk banyak ulama lainnya, dan diangkat sebagai peramal istana.
Dia kemudian, melakukan perjalanan ke India bersama dengan Mahmud selama serangan terjadi.
Al-Biruni juga memperoleh beberapa pengetahuan tentang bahasa Sansekerta selama waktu itu dan juga menulis karyanya yang berjudul 'Kitab al-Hind'.
Kontribusinya terhadap sains mencakup temuannya tentang tujuh cara berbeda untuk menentukan arah utara dan selatan.
Dia juga menemukan sistem matematika untuk menentukan awal musim.
Semua pengetahuan ilmiah yang diperolehnya dari bacaan dan pengamatannya, dikumpulkan dalam karyanya 'Al-Qanun al-Mas'udi' (The Masudic Canon).
Itu termasuk karya astronom dan matematikawan Mesir Ptolemy.
Dalam buku ini ia bahkan melakukan inovasi dalam sistem aljabar untuk memecahkan persamaan tingkat ketiga.
Dia mendedikasikan buku ini untuk Mas'ud, putra Mahmud Ghazna.
Karya Al-Biruni yang berjudul 'Kitab Al-Tafhim li-awa il sina at al-tanjim' (Elemen Astrologi), hingga saat ini merupakan topik yang paling luas jangkauannya.
Dia menganggap astrologi sebagai instrumen penting untuk menyampaikan pengetahuan matematika dan astronomi.
Lebih dari separuh bukunya terdiri dari pengajaran astronomi, matematika, geografi, dan kronologi.
Al-Biruni menulis “Tahdid nihayat al-amakin li tashih masafat al-masakin” (Penentuan Koordinat Tempat untuk Koreksi Jarak Antar Kota), yang menjadi karya terkenal terkait geografi matematika.
Buku ilmu matematika ini membahas cara-cara di mana garis bujur dan garis lintang ditentukan.
Dalam buku yang sama, dia juga menemukan arah Mekah dalam kaitannya dengan cakrawala lokal Ghazna, yang kini lebih dari sekadar matematika, tapi juga telah menjadi persyaratan agama.
Al-Biruni berkontribusi dalam bidang geografi dengan merumuskan metode untuk mengetahui jari-jari bumi dengan bantuan ketinggian pegunungan.
Dia melakukan percobaan ini di tempat yang sekarang di Pakistan.
Dia juga menemukan sebuah alat untuk mengetahui berat jenis yang hampir tepat dari beberapa mineral dan logam.
Salah satu karya ensiklopedisnya adalah ‘Tahqiq ma li-l-hind min maqulah maqbulah fi al-aql aw mardhulah’ (Memverifikasi Semua Yang Diceritakan Orang India, Yang Masuk Akal dan Yang Tidak Masuk Akal).
Seperti judulnya, buku itu mencakup semua pengetahuan yang diperoleh Al-Biruni tentang India secara keseluruhan, seperti budaya, sastra, adat istiadat, ritual, agama, dan sainsnya.
Karya ensiklopedi lainnya adalah 'Al-Athar al-baqiyyah an al-qurun al-khaliyyah' (Kronologi Bangsa-Bangsa Kuno).
Dia mendedikasikan buku ini untuk Pangeran Qabus. Buku ini mencakup rincian tentang budaya yang berbeda di seluruh dunia.
Itulah4 ilmuwan penting Dinasti Bani Abbasiyah lengkap dengan karyanya, semoga bermanfaat.