Alhasil, bukunya segera menjadi buku teks utama yang digunakan di sekolah kedokteran Eropa hingga abad ke-17.
Dalam bukunya, dia mengembangkan sistem logikanya sendiri, logika Avicennian.
Dalam matematika, Ibnu Sina menjelaskan tentang konsep aritmatika.
Sementara dalam astronomi, dia mengusulkan bahwa Venus lebih dekat ke Matahari daripada Bumi.
Dia juga menemukan alat untuk mengamati koordinat bintang, dan menyatakan bintang-bintang itu bercahaya sendiri.
Secara total, Avicenna menulis lebih dari 400 karya, dan sekitar 240 di antaranya masih bertahan hingga kini.
Apa yang dicapai oleh Ibnu Sina harus mendapat apresiasi setinggi mungkin.
Konsepsinya tentang realitas dan penalaran yang dia miliki berputar di sekitar Tuhan.
Sebagai prinsip dari semua eksistensi, dia berpandangan bahwa Tuhan adalah intelektual murni, dan sumber dari segala sesuatu.
Tapi karena “kebutuhan”, manusia dipanggil untuk menggunakan konsep nyata yang sekarang disebut ilmu pengetahuan.
Dengan demikian, manusia dipanggil untuk mengembangkan dan menggunakan aturan logika untuk memenuhi kebutuhannya.
Konsep dasar logika yang Ibnu Sina andalkan dikembangkan dari gurunya, Aristoteles.
Dari konsep sang guru, dia menambahkan pandangannya tentang pentingnya kebutuhan manusia untuk mendapatkan pengetahuan untuk kemajuan hidupnya.
Meskipun semua kecerdasan berasal dari Tuhan, menurutnya, kemampuan seseorang untuk memperoleh pengetahuan menentukan cara pandangnya.
Untuk mencapai itu, manusia perlu meningkatkan kehidupan mereka dengan mengembangkan keseimbangan antara kebutuhan fisik dan spiritual, dengan iman menjadi salah satu dari beberapa bahan utama yang menopang kehidupan.
Menurutnya Tuhan sebagai titik tertinggi di atas intelek murni, tidak bertentangan dengan upaya manusia untuk mencari ilmu pengetahuan.
Sebab dengan ilmu pengetahuan itu, manusia justru dapat lebih memahami keagungan Tuhan.
Begitulah:
Ia adalah adalah seorang ilmuwan pada masa Dinasti Abbasiyah. Ia dikenal sebagai seorang dokter. Karya bukunya yang berjudul "al-Qanun fi al-Ṭibb" dijadikan sebagai teori dasar kedokteran yang dipelajari oleh mahasiswa kedokteran di seluruh dunia. Sosok yang dimaksudkan pada narasi itu adalah Ibnu Sina.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR