Atas usahanya yang besar, tabib muda ini diperbolehkan mengakses perpustakaan sultan yang luas dan berisi manuskrip-manuskrip langka.
Perpustakaan itu kemudian dia gunakan untuk memfasilitasi penelitiannya.
Ketika Ibnu Sina berusia 22 tahun, ayahnya meninggal dunia.
Dia kemudian memutuskan pindah ke Jurjan dekat Laut Kaspia dan mengajar tentang logika serta astronomi.
Setelah itu Ibnu Sina pergi ke Rey dan Hamadan, keduanya masuk wilayah Iran sekarang.
Menulis dan mengajar karya-karyanya menjadi kegiatan utama bagi Ibnu Sina ketika itu.
Dari Hamadan, dia pindah ke Isfahan, dan menyelesaikan tulisan-tulisan epiknya di sana.
Tapi akibat terus melakukan perjalanan, di mana dia terlalu banyak mengerahkan tenaga mental, dan diperburuk oleh kekacauan politik, kesehatannya ambruk.
Satu dekade terakhir dalam hidupnya, Ibnu Sina menghabiskan waktu untuk melayani seorang komandan militer Ala al-Dawla Muhammad.
Selain sebagai dokter, sastrawan umum, dan konsultan ilmiah, dia juga membantu selama komandan itu ikut dalam kampanye.
Ibnu Sina meninggal pada Juni 1037, pada usia 58 tahun dan dimakamkan di Hamedan, Iran.
Kontribusi Ibnu Sina yang paling penting bagi ilmu kedokteran adalah bukunya yang terkenal Al Qanun Fi Al-Tibb (The Canon of Medicine).
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR