Buktinya, saat Indonesia harus berhadapan dengan tentara Sekutu, yang diwakili Inggris.
Bahkan, rakyat Indonesia yang semula menyambut baik Sekutu berubah menjadi melawan karena merasa terancam.
Sekutu diboncengi NICA
Kedatangan Sekutu ke Indonesia dianggap sebagai ancaman karena dalam formasinya terdapat banyak anggota tentara NICA/Belanda, yang pernah menjajah Indonesia.
Setelah Jepang menyerah dalam Perang Dunia II, pasukan Sekutu sebagai pemenang perang lantas datang ke Indonesia pada Oktober 1945.
Kedatangan tentara Sekutu yang diwakili oleh Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI), awalnya dianggap sebagai pasukan perdamaian.
Tugas AFNEI sendiri selama di Indonesia adalah melucuti dan memulangkan tentara Jepang yang telah menyerah pada Perang Dunia II.
Tak hanya itu, tentara Sekutu juga memiliki misi untuk membebaskan pasukan mereka yang menjadi tawanan perang Jepang.
Karena itulah Indonesia wellcome-wellcome saja ketika Sekutu datang ke Indonesia.
Tapi datangnya Sekutu di Indonesia ternyata diboncengi oleh tentara Belanda atau NICA.
Karena itulah rakyat kemudian curiga bahwa Sekutu mengizinkan Indonesia dikuasai kembali oleh Belanda.
Rakyat Indonesia yang semula menyambut baik Sekutu pun berubah menjadi melawan karena merasa terancam.
Sepak terjang Sekutu di Indonesia memicu perlawanan dari rakyat yang dipelopori para pemuda.
Respons awal Sekutu menghadapi perlawanan rakyat Indonesia umumnya, yaitu mengultimatum para pemuda untuk menyerahkan senjata.
Alhasil, terjadi konflik militer antara rakyat Indonesia dengan Belanda, mulai dari Pertempuran 10 November di Surabaya, Pertempuran Lima Hari di Semarang, Agresi Militer I dan II, serta berbagai pertempuran lainnya.
Begitulah, kedatangan pasukan Sekutu pada akhirnya disambut dengan perlawanan oleh rakyat Indonesia karena ternyata ada udang di balik batu, ada Belanda di situ.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR