Di malam hari, Wikana dan Darwis diberi tugas untuk menemui Soekarno dan Hatta, dengan tuntutan agar proklamasi dilakukan pada 16 Agustus 1945.
Soekarno dan Hatta, yang menolak permintaan ini, menyatakan bahwa mereka harus berdiskusi terlebih dahulu dengan PPKI.
Setelah mendapat penolakan, Wikana dan Darwis kembali dan mengadakan pertemuan lain di Jalan Cikini 71, Jakarta.
Pertemuan ini dihadiri oleh tokoh-tokoh pemuda lainnya, yang kemudian memutuskan untuk membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok.
Akhir Peristiwa Rengasdengklok
Setelah penculikan ke Rengasdengklok, Soekarno setuju untuk melakukan proklamasi setelah kembali ke Jakarta, sebuah keputusan yang disepakati oleh kedua generasi.
Ahmad Subardjo kemudian mengambil risiko besar dengan menjemput Soekarno dan Hatta untuk kembali ke Jakarta, memastikan bahwa proklamasi kemerdekaan akan terlaksana.
Akhirnya, sebagai hasil dari Peristiwa Rengasdengklok, diputuskan bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia akan diumumkan pada 17 Agustus 1945, paling lambat pukul 12.00 WIB.
Dengan memahami ‘bagaimana akhir Peristiwa Rengasdengklok’, kita diajak untuk merenungkan nilai-nilai keberanian dan persatuan yang menjadi fondasi bagi lahirnya sebuah negara.
Kisah ini merupakan pengingat akan pentingnya kebersamaan dalam menghadapi tantangan, dan bagaimana setiap pilihan yang dibuat bisa menentukan nasib bangsa.
Baca Juga: Apa yang Diketahui Tentang Peristiwa Rengasdengklok 16 Agustus 1945?
KOMENTAR