Kekalahan Jepang memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri.
Tidak lama kemudian, perbedaan pendapat antara generasi tua dan muda Indonesia mulai terlihat.
Mereka berbeda pandangan mengenai waktu yang tepat untuk memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia.
Larangan keras dari pemerintah Jepang terhadap pendengaran siaran radio internasional oleh warga Indonesia menjadi penghalang bagi penyebaran informasi proklamasi.
Namun, semangat juang pemuda Indonesia, khususnya yang bekerja di kantor berita Jepang, berhasil membawa kabar penyerahan Jepang kepada Sekutu ke tanah air.
Sutan Syahrir, yang mendapatkan informasi tentang kekalahan Jepang melalui radio gelap, mendesak Soekarno-Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Soekarno-Hatta sendiri lebih memilih agar proklamasi dilaksanakan melalui PPKI, sebuah lembaga yang didirikan oleh Jepang.
Tidak puas dengan pendekatan ini, pemuda-pemuda tersebut akhirnya memutuskan untuk menculik Soekarno-Hatta dan membawa mereka ke Rengasdengklok.
Kronologi Peristiwa Rengasdengklok
Pada 15 Agustus, pertemuan penting diadakan oleh generasi muda di Pegangsaan Timur, Jakarta, untuk membahas kapan seharusnya proklamasi kemerdekaan diumumkan.
Dipimpin oleh Chaerul Saleh, pertemuan tersebut menyimpulkan bahwa kemerdekaan Indonesia harus ditentukan oleh rakyatnya, bukan oleh Jepang.
Baca Juga: Peristiwa Rengasdengklok Memberikan Manfaat Yaitu Tiga Hal Ini
KOMENTAR