Intisari-Online.com - Dalam sejarah panjang penjajahan di Indonesia, ada cerita yang tak terlupakan tentang perlawanan terhadap penjajah.
Kisah-kisah heroik ini sering kali dipicu oleh tindakan-tindakan yang tidak adil dan sewenang-wenang dari para kolonialis.
Kebijakan kolonial Portugis yang memicu perlawanan lokal adalah 2 hal.
Kedua kebijakan ini tidak hanya mengekang kebebasan, tetapi juga merampas hak-hak asasi rakyat.
Mereka membangkitkan semangat perjuangan yang tak terpadamkan di hati para pahlawan.
Dari Maluku hingga Sunda Kelapa, jejak-jejak perlawanan ini masih terasa hingga kini.
Mari kita selami lebih dalam bagaimana kebijakan-kebijakan ini mempengaruhi dinamika lokal.
Monopoli Perdagangan di Maluku dan Sunda Kelapa
Di Maluku, pada 1512, Antonio de Abreu memimpin tiga kapal atas perintah Alfonso de Albuquerque untuk memonopoli perdagangan.
Meskipun dua kapal tenggelam, satu kapal berhasil mencapai Maluku dan berdagang dengan Sultan Aby Lais.
Sultan Ternate menjanjikan pasokan cengkeh tahunan dengan syarat pembangunan benteng di Ternate.
Baca Juga: Bagaimana Sebab-sebab dan Akibat dari Konflik Aceh dan Portugis?
KOMENTAR