Maka, anak tersebut akan menjadi warga negara B, meskipun ia tidak dilahirkan di negara B.
Asas ini menekankan bahwa kewarganegaraan anak mengikuti kewarganegaraan orang tuanya, di mana pun anak tersebut dilahirkan.
* Asas Ius Soli: Berdasarkan Tempat Kelahiran
Di samping asas ius sanguinis, Indonesia juga menganut asas ius soli (law of the soil) secara terbatas.
Asas ini menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahirannya, dengan beberapa ketentuan yang diatur dalam undang-undang.
Contoh penerapan asas ius soli adalah ketika seorang anak dilahirkan di negara C, sedangkan orang tuanya adalah warga negara D.
Maka, anak tersebut akan menjadi warga negara C, meskipun orang tuanya bukan warga negara C.
Asas ini menekankan bahwa tempat kelahiran anak menjadi faktor penentu kewarganegaraannya, terlepas dari kewarganegaraan orang tuanya.
Kesimpulan
Demikian perbedaan kedua penentuan kewarganegaraan menurut ius soli dan ius sanguinis. Serta bagaimana implementasinya di Indonesia
Kombinasi kedua asas ini diharapkan dapat menciptakan sistem kewarganegaraan yang adil dan komprehensif bagi seluruh rakyat Indonesia.
Baca Juga: Bagaimana Pembangunanan yang Sesuai dengan Pancasila Merespons Golongan Putih dalam Pemilu?
KOMENTAR