Presiden Soeharto mengumumkan pembentukan Kabinet Reformasi.
Upaya ini diharapkan dapat meredakan situasi dan memenuhi tuntutan rakyat yang menginginkan perubahan.
Namun, usaha Presiden Soeharto membentuk Kabinet Reformasitidak berhasil.
Pada tanggal 21 Mei 1998, Soeharto mengundurkan diri setelah 32 tahun berkuasa.
Berikut beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan pembentukan Kabinet Reformasi:
1. Penolakan dari berbagai pihak
Menteri: 14 menteri bidang ekuin dan beberapa menteri lainnya menolak untuk bergabung dalam Kabinet Reformasi.
Mereka menilai bahwa kabinet baru ini tidak memiliki kredibilitas untuk menyelesaikan krisis.
Mahasiswa dan masyarakat: Demonstrasi besar-besaran terus berlangsung, menuntut reformasi yang lebih menyeluruh dan pengunduran diri Soeharto.
Golongan elite: Beberapa elite politik dan militer juga tidak mendukung Kabinet Reformasi.
2. Ketidakpercayaan terhadap Soeharto
Masyarakat telah kehilangan kepercayaan terhadap Soeharto dan rezim Orde Baru.
Kabinet Reformasi dianggap sebagai upaya Soeharto untuk mempertahankan kekuasaannya.
3. Tuntutan reformasi yang lebih luas
Masyarakat tidak hanya menginginkan perubahan kabinet, tetapi juga reformasi yang lebih luas, seperti perubahan sistem politik dan ekonomi.
4. Krisis ekonomi yang parah
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1998 sangat parah.
Kabinet Reformasi tidak memiliki solusi yang jelas untuk mengatasi krisis tersebut.
Kesimpulan
Usaha Presiden Soeharto untuk membentuk Kabinet Reformasi tidak berhasil karena berbagai faktor.
Seperti penolakan dari berbagai pihak, ketidakpercayaan terhadap Soeharto, tuntutan reformasi yang lebih luas, dan krisis ekonomi yang parah.
Baca Juga: Inilah Penjelasan Mengapa Peristiwa Bersejarah Bersifat Unik
Kegagalan ini ultimately berujung pada pengunduran diri Soeharto dan berakhirnya era Orde Baru.
Demikianlah, penyebab usaha Presiden Soeharto membentuk Kabinet Reformasitidak berhasil.