Dicetuskan Snouck Hurgronje, Apakah Teori Gujarat Sudah Cukup Untuk Menjelaskan Masuknya Agama Islam Ke Indonesia?

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Itulah artikel yang mencoba menjelaskan Apakah Teori Gujarat Ini Sudah Cukup Untuk Menjelaskan Masuknya Agama Islam Ke Indonesia, semoga bermanfaat.
Itulah artikel yang mencoba menjelaskan Apakah Teori Gujarat Ini Sudah Cukup Untuk Menjelaskan Masuknya Agama Islam Ke Indonesia, semoga bermanfaat.

Intisari-Online.com -Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan masuknya Islam ke Indonesia.

Salah satunya adalah Teori Gujarat yang dicetuskan oleh Prof. Dr. C. Snouch Hurgronje.

Tapi,Apakah Teori Gujarat Ini Sudah Cukup Untuk Menjelaskan Masuknya Agama Islam Ke Indonesia?

Menurut Teori Gujarat, Islam masuk ke Indonesia dari Gujarat.

Snouck Hurgronje berkeyakinan bahwa tidak mungkin Islam masuk ke Indonesia langsung berasal dari Arabia tanpa melalui ajaran tasawuf yang berkembang di Gujarat, India.

Wilayah Kerajaan Samudra Pasai merupakan daerah pertama penerima ajaran agama Islam, yakni pada abad ke-13 Masehi.

Meski begitu, teori ini tidak menjelaskan secara rinci antara masuk dan berkembangnya Islam di wilayah ini.

Tidak ada penjelasan mengenai mazhab apa yang berkembang di Samudra Pasai.

Maka muncul pertanyaan besar, mungkinkah saat Islam datang langsung mampu mendirikan kerajaan yang memiliki kekuasaan politik besar?

Salah satu yang meragukan teori ini adalah Buya Hamka.

Keraguan itu didasarkan pada perbedaanmazhab antara Gujarat dan Samudra Pasai.

Baca Juga: 'Ayah-Ibu, Ceritakan Sejarah Berdirinya Kerajaan Samudera Pasai!'

Jika benar bahwa agama Islam berasal dari Gujarat seperti pendapat Snouck Hurgronje danwilayah pertama penerima ajaran Islam adalah Samudra Pasai, dapat dipastikan bahwa Samudra Pasai akan bermazhab Syi’ah.

Menurut Ibnu Batutah, kesultanan Samudra Pasai bermazhab Syafi’i, bukan mazhab Syi’ah.

Oleh karena itu, Buya Hamka berkeyakinan bahwa Islam dibawa langsung oleh Saudagar dari Makkah, bukan dari Gujarat.

Sejatinya bukan Hurgronje yang pertama mencetuskan Teori Gujarat, profesor asal Belanda itu cuma mengembangkan dan menguatkannya.

Teori Gujarat adalah salah satu teori masuknya Islam ke Nusantara.

Menurut teori Gujarat, Islam masuk ke Indonesia dengan dibawa oleh para pedagang Gujarat pada abad ke-13.

Salah satu bukti sejarah masuknya Islam ke Nusantara menurut teori Gujarat adalah ditemukannya nisan makam Malik As-Saleh pada 1297.

Teori Gujarat pertama kali dicetuskan atau ditemukan oleh seorang sarjana bernama J. Pijnappel pada abad ke-19.

Pijnappel merupakan seorang sarjana yang berasal dari Universitas Leiden, Belanda.

Menurut J. Pijnappel, pada awal Hijriah atau abad ke-7, ada banyak orang Arab yang menetap di Gujarat, India.

Namun, mereka bukan kelompok yang membawa masuk atau menyebarkan ajaran agama Islam ke Indonesia.

J. Pijnappel mengemukakan bahwa kelompok yang membawa masuk Islam ke Indonesia adalah orang-orang Gujarat asli yang sudah memeluk agama Islam sebelum mereka datang ke Nusantara.

Mereka kemudian melakukan hubungan dagang ke wilayah bagian timur, termasuk Indonesia.

Sejak berniaga di Indonesia, banyak pedagang Gujarat Islam yang menetap dengan alasan menunggu datangnya angin musim.

Alhasil, para pedagang Gujarat pun melakukan interaksi sosial dengan penduduk atau pedagang lokal.

Dari situlah terjadi asimilasi budaya melalui perkawinan.

Banyak pedagang Gujarat yang menikah dengan penduduk lokal Indonesia.

Lebih lanjut, lewat perkawinan itu pula ajaran agama Islam mulai tersebar dan berkembang di Indonesia.

Teori Gujarat kemudian dikembangkan oleh seorang asal Belanda bernama Snouck Hurgronje.

Menurut penjelasan Snouck, Islam saat itu menjadi agama mayoritas di beberapa kota pelabuhan Anak Benua India (Asia Selatan/India).

Banyak di antara mereka yang kemudian berdagang ke Nusantara dan menjadi penyebar Islam pertama.

Baru setelah itu disusul oleh orang-orang Arab yang melanjutkan penyebaran Islam di Nusantara.

Salah satu bukti sejarah masuknya Islam ke Nusantara menurut teori Gujarat adalah ditemukannya makam Malik As-Saleh 1297.

Makam Malik As-Saleh dikatakan mirip dengan batu nisan yang ada di Gujarat.

Pendapat ini turut didukung oleh sejumlah sejarawan lain, salah satunya Moquette.

Moquette telah melakukan penelitian terhadap batu nisan di Pasai dan Gresik, Jawa Timur.

Berdasarkan hasil penelitiannya, banyak batu nisan di tempat itu yang mirip dengan batu nisan di Gujarat.

Itulah artikel yang mencoba menjelaskanApakah Teori Gujarat Ini Sudah Cukup Untuk Menjelaskan Masuknya Agama Islam Ke Indonesia, semoga bermanfaat.

Baca Juga: Deskripsi Salah Satu Kerajaan Islam yang Berkembang di Indonesia Bagian Barat: Samudera Pasai

Artikel Terkait