Intisari-online.com - Sejarah mencatat Raden Mas Said, atau yang dikenal sebagai Pangeran Sambernyawa.
Dianggap sebagai salah satu pejuang paling gigih melawan VOC di Jawa.
Lahir di Yogyakarta pada tahun 1725, Pangeran Sambernyawa merupakan putra dari Pangeran Arya Mangkunegara Kartasura
Sejak usia muda, Pangeran Sambernyawa sudah menunjukkan jiwa pemberontakannya terhadap penjajahan Belanda.
Perlawanan Pangeran Sambernyawa terhadap VOC dimulai pada tahun 1746.
Saat itu, ia membantu ayahnya dalam Perang Diponegoro melawan VOC.
Perang ini berlangsung selama beberapa tahun dan berakhir dengan dikalahkannya Mangkunegara I dan memuncaknya hingga Ceylon (Sri Lanka) pada tahun 1751.
Pangeran Sambernyawa tidak menyerah begitu saja.
Ia melanjutkan perlawanan terhadap VOC dengan cara bergerilya.
Kemudian memimpin pasukannya menyerang pos-pos VOC di berbagai wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Kegigihan dan keberaniannya dalam melawan VOC menjadikannya dijuluki "Pangeran Sambernyawa", yang berarti "Pangeran Pencabut Nyawa".
Baca Juga: Merayakan Tradisi Malam 1 Suro Di Mangkunegaran, Dari Kirab Pusaka Dalem Hingga Jamasan
Pada tahun 1755, terjadi perpecahan antara Pangeran Sambernyawa dan ayahnya.
Perlawanan Pangeran Sambernyawa berlangsung selama hampir 10 tahun.
Ia berhasil menyatukan berbagai kelompok pemberontak dan melancarkan serangan-serangan yang merepotkan VOC.
Namun, pada akhirnya, Pangeran Sambernyawa harus mengakui kekuatan VOC yang jauh lebih besar.
Pada tanggal 24 Februari 1757, Pangeran Sambernyawa akhirnya memilih untuk menyerah kepada Raja Surakarta Sunan Pakubuwono III.
Ia diampuni oleh VOC dan diberi wilayah Mangkunegaran sebagai apanage.
Pangeran Sambernyawa kemudian memerintah Mangkunegaran dengan adil dan bijaksana hingga wafatnya pada tahun 1795.
Meskipun Pangeran Sambernyawa akhirnya memilih untuk menyerah, perjuangannya melawan VOC tetap menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Kegigihan dan keberaniannya dalam melawan penjajah menjadikannya salah satu pahlawan nasional Indonesia.