Junaedi Benar-benar Haus Darah, Bunuh Satu Keluarga Gegara Helm Dan Asmara, Mayat Salah Satu Korban Dia Setubuhi

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Junaedi habisi satu keluarga, bahkan salah satu mayat yang dia bunuh sempat dia perkosa. Benar-benar kalap.
Junaedi habisi satu keluarga, bahkan salah satu mayat yang dia bunuh sempat dia perkosa. Benar-benar kalap.

Intisari-Online.com -Ini adalah cerita tetang Junaedi, pemuda kalap dari Babulu, Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur.

Junaedi baru saja ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan satu keluarga yang terdiri atas Waluyo (35) ayah, Sri Winarsih (34) ibu, dan tiga anak mereka, R (15), V (10), dan Z (2,5).

Yang bikin miris, Junaedi mengaku memperkosa salah satu mayat korban, dalam hal ini adalah R.

Meskipun sudah 18 tahun, Junaedi disebut masih duduk di bangku sekolah SMA swasta.

Dilansir Tribun Medan,tersangka Junaedi merupakan tetangga korban di Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur (Kaltim).

Ia melakukan aksi pembunuhan seorang diri dengan menggunakan parang pada Selasa (6/2) dini hari.

Kapolres PPU AKBP Supriyanto mengatakan tersangka J mengaku menyetubuhi jasad R (15), yang merupakan anak pertama korban Waluyo.

“Berdasarkan pengakuan tersangka, ada satu korban yang disetubuhi. Untuk kepastiannya nanti menunggu keterangan dokter,” kata Kapolres AKBP Supriyanto dalam keterangannya yang dikutip Tribun-medan.com dari TribunKaltim.co, Rabu (7/2/2024) pagi.

Kapolres AKBP Supriyanto menjelaskan, antara tersangka J dan korban R memang saling mengenal.

Bahkan keduanya sempat menjalin asmara.

Menurut kakak korban Waluyo,keduanya (J dan R) memang sempat pacaran tapi tersangka J tidak mengakui.

AKBP Supriyanto mengatakan, rumah korban dengan tersangka J hanya berjarak sekitar 20 meter.

“Tersangka kami amankan di rumahnya beberapa jam setelah kejadian,” kata AKBP Supriyanto.

AKBP Supriyanto mengatakan, J menghabisi nyawa Waluyo (35) beserta istrinya, Sri Winarsih (34) dan tiga anaknya, masing-masing R (15), V (10) dan Z (2,5) dengan parang.

Ia menghabisi 5 orang dalam sekeluarga itu dengan seorang diri pada pada Selasa (6/2/2024) dini hari.

Tersangka J sempat mematikan listrik di rumah korban sehingga suasana di dalam rumah menjadi gelap.

“Dia matikan saklar listrik sebelum masuk ke dalam rumah korban,” beber AKBP Supriyanto.

Kapolres AKBP Supriyanto juga membeberkan motif tersangka Junaedi melakukan aksi pembunuhan terhadap sekeluarga tersebut.

Kata Kapolres, pengakuan tersangka ketika itu dalam pengaruh minuman keras (miras).

Kemudian, tersangka mendatangi rumah korban untuk mencuri.

“Motif sementara ini korban dalam kondisi setengah mabuk dan berniat mencuri di rumah korban lalu ketahuan oleh korban Waluyo,” kata AKBP Supriyanto.

Karena ketahuan, J lantas langsung menyabetkan parang yang dibawa dari rumah terhadap korban Waluyo.

Akibat sabetan parang tersebut, Waluyo mengalami luka parah di bagian kepala hingga meninggal.

Lalu, J menghabisi istri dan anak-anak Waluyo. “Tersangka ini sempat berbohong sebelum akhirnya mengakui perbuatannya,” kata Kapolres.

AKBP Supriyanto mengatakan kelima korban yakni ayah bernama Waluyo (34), istrinya bernama Sri Winarsih (33).

Kemudian tiga anak pasutri tersebut masing-masing bernama Risna Jenita Sari (15), Vivi Dwi Suriani (10), dan Zhafi Aidil Adha (2,5).

AKBP Supriyanto mengungkapkan, J lebih dulu menghabisi nyawa orang tua dan adik Risna.

Kemudian J melakukan pembunuhan terakhir terhadap korban Risna dan menyetubuhinya di kamar.

"Jadi dia habisi ayahnya dulu di dekat pintu, kemudian ibunya, lalu adiknya. Korban anak pertama (terakhir dibunuh) iya, itu di kamar sebelah," terangnya.

Setelah semua korban meninggal dunia, tersangka lalu menyetubuhi ibu yakni SW dan anak pertamanya yakni RJ.

Korban perempuan ini memang saat ditemukan dalam keadaan tidak mengenakan pakaian.

Tersangka juga tidak langsung pergi setelah itu, tetapi ia juga sempat mengambil tiga unit handphone milik korban, dan uang tunai sebesar Rp300 ribu.

“Dari keterangan pelaku, setelah melakukan pembunuhan, ia melakukan pemerkosaan terhadap ibu dan anak yang dewasa setelah itu ditinggalkan,” sambungnya.

Usai melakukan pembunuhan pelaku lantas pulang dan mengganti pakaiannya.

Setelah itu pelaku tiba-tiba mengajak kakaknya melapor ke Ketua RT jika terjadi pembunuhan di rumah sebelah mereka.

"Iya ini terungkap karena pelaku melapor ke RT bersama kakaknya, saat ke rumah Pak RT dia sudah mandi, ganti baju, dan parangnya sudah dicuci, hanya saja saat kami konfrontir pernyataannya tidak sesuai dan akhirnya mengakui perbuatannya," turut Kapolres.

Meski motifnya masih dalam pendalaman, namun astas perbuatannya, tersangka J, kata Kapolres AKBP Supriyanto, dijerat dengan Pasal 340 sub 338 sub 36 juncto 76C UU Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup.

Kapolres AKBP Supriyanto menjelaskan, terkait motif, masih terus pendalaman karena pelaku tidak jujur.

Selain motif dugaan pencurian, pelaku diduga emosi gegara helm yang dipinjam korban belum dikembalikan hingga persoalan asmara.

"Hingga saat ini dari analisa kami masih ada sejumlah kemungkinan motifnya," kata Kapolres PPU AKBP Supriyanto.

"Yang sementara ini diakui oleh yang bersangkutan itu memang karena dendam, berawal seringnya cekcok karena masalah ayamlah, juga pihak korban anak pertama (Risna) ini pinjam helm 3 hari tidak dikembalikan."

Selain itu, pelaku juga mengaku pernah berpacaran dengan anak pertama korban.

Pelaku pun diduga cemburu sebab anak pertama korban saat ini sudah memiliki pacar baru.

Namun, pelaku membantahnya.

"Demikian informasi lain bahwa pelaku dan korban pernah berpacaran. Ternyata pihak korban punya pacar lain," kata Kapolres.

Supriyanto menegaskan pihaknya masih akan mendalami pengakuan pelaku. Sebab, kondisi pelaku masih belum stabil.

"Mungkin juga ada unsur itu. Ini masih kami dalami lagi (nanti) setelah pelaku ini stabil," ucapnya.

Artikel Terkait