Intisari-Online.com -Setidaknya tiga bulan Abdul Rahman tak bisa tidur dengan nyenyak.
Semua bermula ketika pada 15 Oktober 2023, AP, pelanggannya, datang ke tempat praktiknya di Jalan Sawojajar, Kota Malang, Jawa Timur.
Tak hanya pijat, AP ternyata memakai jasa ilmu pelet dari Abdul Rahman.
Tapi sial, ilmu pelet yang diberikan Abdul Rahman kepada AP tidak mempan, dan itulah awal persoalan yang membuat AP muntab.
AP tidak terima dan terjadilah cekcok.
Dalam kondisi itulah Abdul Rahman membunuh AP dengan clurit yang dia simpan.
Tak hanya membunuh, Abdul Rahman juga memotong-motong tubuh AP menjadi sembilan bagian.
Kasus tiga bulan lalu itu pun terungkap belum lama ini dan polisi akhirnya menangkap Abdul Rahman dan menetapkannya sebagai tersangka.
Belum lama ini Abdul Rahmanmengaku jika dirinya merasa dihantui arwah korban.
Abdul Rahmad bahkan sampai tak bisa tidur karena bayang-bayang arwah korban selalu menghantuinya.
Kuasa hukumnya, Guntur Putra Abdi Wijaya, mengatakan, pelaku merasa arwah korban mendatanginya pada hari ketujuh setelah pembunuhan.
"Tersangka mengaku arwah korban datang saat tersangka sedang praktik pijat atau saat istirahat," kata Guntur.
Guntur menyebut jika malam harinya tersangka merasa arwah korban terus menghantuinya.
"Jadi, tersangka ini membunuh dan memutilasi pada Sabtu (30/12/2023) siang. Dan pada malam harinya, tersangka merasa dihantui sama korban,"
"Bahkan di malam hari itu, tersangka tidak tidur sama sekali karena terus dibayang-bayangi," ujarnya kepada TribunJatim.com, Kamis (4/1/2024).
Karena dihantui korban itulah, yang membuat tersangka tidak tahan dan menyerahkan diri ke polisi.
Sebelumnya diberitakan jika Abdul Rahman membunuh seorang warga Surabaya berinisial AP alias Adrian Prawono (34) pada 15 Oktober 2023 lalu.
Pelaku melakukan berbagai cara untuk menutupi pembunuhan dan mutilasi terhadap Adrian Prawono (34) di rumah kos di Jalan Sawojajar Gang 13 A, Kota Malang.
Setelah membuang potongan jenazah korban, terapis pijat itu menghancurkan ponsel dan laptop milik Adrian Prawono.
Kasatreskrim Polresta Malang Kota, Kompol Danang Yudanto mengatakan tersangka menghancurkan dan membuang ponsel dan laptop milik korban ke tempat pembuangan sampah di Jalan Sulfat.
Sedangkan mobil Toyota Rush nopol L 1465 JK korban dibiarkan terparkir di pinggir Jalan Raya Sawojajar.
"Tersangka tidak bisa mengemudi mobil, sehingga mobil korban dibiarkan di pinggir jalan," kata Danang kepada SURYAMALANG.COM, Kamis (12/1).
Setelah menemukan mobil korban, polisi membawa anjing pelacak untuk mencari keberadaan korban.
Anjing pelacak tersebut sempat berputar-putar di sekitar rumah kos pelaku.
"Tetapi saat itu masih tidak cukup petunjuk. Kasus ini terungkap ketika ada warga yang melihat korban terakhir bertemu dengan pelaku. Setelah itu kami periksa pelaku, dan pelaku mengaku telah membunuh dan memutilasi korban," tandasnya.
Sebenarnya pelaku sempat mengaku kepada istrinya.
Saat pembunuhan dan mutilasi, istri pelaku sedang berada di rumah orang tuanya di Sawojajar.
Setelah membunuh dan memutilasi jenazah korban, tersangka mendatangi istrinya pada malam hari.
"Tersangka menceritakan apa yang telah dilakukannya. Setelah mendengar cerita dari pelaku, istrinya syok dan pingsan," jelasnya.
Meskipun mengetahui perbuatan sang suami, istrinya tidak berani melapor ke polisi.
"Sebenarnya istrinya takut dan tertekan. Lalu pelaku mengatakan menyampaikan ke istrinya, 'ini adalah urusan saya'," terangnya.
Masih menurut keterangan Kasat Reskrim Polresta Malang Kota, Kompol Danang Yudanto, mengatakan tersangka yang dikenal sebagai terapis pijat juga membuka jasa memikat wanita atau pelet dan mempromosikannya di media sosial.
Korban yang mengetahui postingan tersangka merasa tertarik dan membayarkan sejumlah uang.
"Di media sosialnya, pelaku mengiklankan bahwa memiliki jasa ilmu guna-guna atau pelet. Lalu di bulan Juni 2023, korban menghubungi pelaku karena tertarik dan ingin memakai jasa pelet tersebut," paparnya, Senin (8/1/2024).
Selang beberapa bulan kemudian, korban kecewa karena pelet dari tersangka tidak mempan kepada wanita yang disukai.
"Korban mendatangi pelaku, untuk menyampaikan bahwa peletnya tidak berhasil," kata dia.
"Kemudian dari situ, terjadi cekcok antara korban dan pelaku serta sempat terjadi adu fisik," sambungnya.
Abdul Rahman mengaku mendalami dan belajar ilmu pelet di Banten pada tahun 2003.
Rahman menggunakan ilmu pelet ini menggunakan kartu atau lintrik.
Rahman membuka praktik di rumah kosnya di Jalan Sawojajar Gang 13 A sejak lima tahun lalu.
Sejak saat itu sudah banyak orang yang menggunakan jasanya.
"Sekitar 75 orang sudah menggunakan jasa saya, dan semuanya berhasil mendekati orang yang disukai," kata Rahman.