Kasus Mutilasi Di Malang, Ternyata Berawal Dari Ketidakpuasan Korban Karena Ilmu Pelet Dari Pelaku Tak Mempan

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Kasus mutilasi di Malang ternyata terkait ilmu pelet. Korban mempertanyakan ilmu pelet yang ditawarkan oleh pelaku ternyata tidak mempan.
Kasus mutilasi di Malang ternyata terkait ilmu pelet. Korban mempertanyakan ilmu pelet yang ditawarkan oleh pelaku ternyata tidak mempan.

Intisari-Online.com -Ternyata ada perkara ketidakpuasan terhadap ilmu pelet di balik kasus mutilasi seorang pengusaha kafe di Malang.

Dari penyelidikan polisi akhirnya diketahui, selain sebagai terapis, pelaku, Abdul Rahman, ternyata juga penyedia jasa ilmu lintrik alias ilmu pelet.

Terkait apa itu ilmu lintrik, baca di artikel Intisari Online berikut ini.

Mengutip laporan Kompas.tv, polisi berhasilmengungkap kronologi pembunuhan dan mutilasi yang dilakukan oleh pria bernama Abdul Rahman terhadap pengusaha kafe bernama Adrian Prawono.

Mayat Adrian ditemukan diJalan Sawojajar Gang 13A, Kecamatan Kedungkandang, di Kota Malang, Jawa Timur, pada Kamis (4/1).

Ternyata pembunuhan yang dilakukan Abdul Rahman itu terjadi pada 15 Oktober 2024.

Wakasatreskrim Polresta Malang Kota, AKP Nur Wasis mengungkapkan, pelaku Abdul Rahman merupakan tukang pijat terapi.

Selain itu, kata dia, pelaku Abdul Rahman ternyata juga membuka pelayanan jasa ilmu pengasihan atau lintrik alias pelet untuk memikat lawan jenis.

Sebelum terjadi pembunuhan, Wasis mengatakan, pelaku Abdul Rahman dan korban Adrian Prawono sudah saling mengenal sejak Juni 2023.

Keduanya berkenalan melalui media sosial.

Kemudian, korban yang tengah menyukai seorang menghubungi pelaku Abdul Rahman karena tertarik dengan jasa lintrik atau pelet yang ditawarkan tersangka.

"Tersangka ini diketahui membuka jasa pijat, juga menawarkan lintrik, dengan iming-iming bisa membuat orang yang disukai semakin dekat atau makin tertarik," kata Wasis pada Minggu (7/1/2024).

Setelah mendapat pelet dari tersangka Abdul Rahman, korban Adrian kemudian mempraktikannya.

Namun, korban merasa tidak mendapat hasil sesuai yang ditawarkan pelaku.

Alih-alih orang yang disukai korban mendekat, kata Nur Wasis, justru target yang diincar korban malah makin menjauh.

"Korban kemudian mendatangi tersangka pada Minggu,15 Oktober 2023 itu. Sepertinya mau minta klarifikasi dari pelaku ini,” ujar Wasis.

Saat didatangi untuk meminta klarifikasi, malah terjadi ketidaksepahaman di antara pelaku Abdul Rahman dan korban Adrian Prawono, hingga akhirnya terjadi pembunuhan yang disertai mutilasi.

"Tetapi, justru yang terjadi adanya ketidaksepahaman di antara keduanya, kemudian terjadi pembunuhan terhadap korban," tuturnya.

Lebih lanjut, polisi masih terus memeriksa dan melakukan pendalaman terhadap perkara yang ada secara bertahap.

"Terkait keterangan lainnya atau dugaan cekcok yang terjadi antara tersangka dan korban, masih terus kami dalami. Pemeriksaan dilakukan secara hati-hati dan bertahap," katanya.

Lebih lanjut, Wasis mengatakan, pihak keluarga korban dari Surabaya telah mendatangi Kamar Jenazah RS Saiful Anwar (RSSA) Malang.

Hal ini untuk kepentingan mencocokkan data terkait tengkorak yang dipendam tersangka benar milik bagian tubuh korban Adrian Prawono.

"Pihak dari keluarga korban datang dari Surabaya, untuk mengecek struktur gigi tengkorak tersebut, melihat ada beberapa susunan gigi yang mirip dengan milik korban," ujarnya.

"Namun, pihak keluarga masih ingin memastikan dengan melihat foto korban semasa hidup, yang terlihat giginya secara jelas.”

Ketika itu Adrian tertarik dengan jasa pelet Abdul Rahman karena kebetulan sedang ada yang dia dekati.

Adrian disebut sudah beberapa bulan memraktikkan jasa ilmu pelet yang dijajakan oleh Abdul Rahman.

Tapi, seperti disebut di awal, bukannya berhasil justru gagal total.

Sosok yang dia dekati justru menjauhinya.

Karena tak ada hasil, pada 15 Oktober 2023, Adrian mendatangi Abdul Rahman di tempat kerjanya.

Lokasinya berdampingan denganrumah kos tersangka di Jalan Sawojajar Gang 13A, Kedungkandang, Kota Malang.

Adrian langsung melabrak sang terapis karena ilmu peletnya gagal total.

"Waktu itu, korban datang diduga berniat meminta klarifikasi dari tersangka," kata Wasis.

"Tapi sepertinya, terjadi ketidaksepahaman antara keduanya hingga berujung pembunuhan terhadap korban. Terkait keterangan lain ataupun dugaan cekcok masih proses pendalaman."

Artikel Terkait