Intisari-online.com - Samarinda II adalah sebuah lapangan terbang yang dibangun oleh Belanda di Kalimantan Timur pada tahun 1938.
Lapangan terbang ini berlokasi di Kotabangun, sekitar 40 km dari Samarinda, dan memiliki dua landasan pacu sepanjang 1.200 m dan 1.000 m.
Lapangan terbang ini digunakan sebagai pangkalan udara untuk pesawat-pesawat Belanda yang beroperasi di Kalimantan dan sekitarnya.
Pada awal tahun 1942, Jepang melancarkan serangan ke Hindia Belanda dengan tujuan untuk merebut sumber daya alam, terutama minyak bumi, yang ada di wilayah tersebut.
Setelah berhasil menaklukkan Tarakan dan Balikpapan, Jepang mengincar Samarinda sebagai pusat produksi minyak dan batubara.
Pada tanggal 3 Februari 1942, pasukan Jepang berhasil menduduki Samarinda setelah mengalahkan pasukan Belanda yang dipimpin oleh Kapten G.A.C. Monteiro.
Pasukan Belanda yang tersisa mundur ke arah lapangan terbang Samarinda II, yang masih dikuasai oleh sekitar 350-400 tentara KNIL (Koninklijk Nederlandsch-Indisch Leger) dan milisi.
Pasukan Belanda yang bertahan di Samarinda II memiliki peralatan dan persenjataan yang terbatas.
Baca Juga: Mengapa Berbagai Bentuk Perlawanan Terhadap Belanda Sering Mengalami Kegagalan?
Mereka hanya memiliki beberapa senapan mesin, mortar, meriam, dan mobil lapis baja.
Selain itu, mereka juga kekurangan amunisi, bahan bakar, dan makanan.
Mereka berharap dapat mendapatkan bantuan dari udara atau laut, tetapi bantuan tersebut tidak kunjung datang.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR