Kilas Pertempuran 5 Februari 1942, Hari Terakhir Pertahanan Belanda di Samarinda II

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Penulis

Kisah pertempuran Jepang merebut Indonesia dari tangan Belanda 1942.
Kisah pertempuran Jepang merebut Indonesia dari tangan Belanda 1942.

Intisari-online.com - Samarinda II adalah sebuah lapangan terbang yang dibangun oleh Belanda di Kalimantan Timur pada tahun 1938.

Lapangan terbang ini berlokasi di Kotabangun, sekitar 40 km dari Samarinda, dan memiliki dua landasan pacu sepanjang 1.200 m dan 1.000 m.

Lapangan terbang ini digunakan sebagai pangkalan udara untuk pesawat-pesawat Belanda yang beroperasi di Kalimantan dan sekitarnya.

Pada awal tahun 1942, Jepang melancarkan serangan ke Hindia Belanda dengan tujuan untuk merebut sumber daya alam, terutama minyak bumi, yang ada di wilayah tersebut.

Setelah berhasil menaklukkan Tarakan dan Balikpapan, Jepang mengincar Samarinda sebagai pusat produksi minyak dan batubara.

Pada tanggal 3 Februari 1942, pasukan Jepang berhasil menduduki Samarinda setelah mengalahkan pasukan Belanda yang dipimpin oleh Kapten G.A.C. Monteiro.

Pasukan Belanda yang tersisa mundur ke arah lapangan terbang Samarinda II, yang masih dikuasai oleh sekitar 350-400 tentara KNIL (Koninklijk Nederlandsch-Indisch Leger) dan milisi.

Pasukan Belanda yang bertahan di Samarinda II memiliki peralatan dan persenjataan yang terbatas.

Baca Juga: Mengapa Berbagai Bentuk Perlawanan Terhadap Belanda Sering Mengalami Kegagalan?

Mereka hanya memiliki beberapa senapan mesin, mortar, meriam, dan mobil lapis baja.

Selain itu, mereka juga kekurangan amunisi, bahan bakar, dan makanan.

Mereka berharap dapat mendapatkan bantuan dari udara atau laut, tetapi bantuan tersebut tidak kunjung datang.

Pada tanggal 5 Februari 1942, pasukan Jepang yang berjumlah sekitar 1.000 orang menyerbu lapangan terbang Samarinda II dari arah Kotabangun.

Mereka didukung oleh pesawat-pesawat pembom dan tempur yang terbang rendah dan menembaki posisi-posisi Belanda.

Pasukan Belanda berusaha mempertahankan lapangan terbang dengan gigih, tetapi mereka tidak mampu menahan serbuan Jepang yang lebih besar dan lebih kuat.

Setelah berjam-jam bertempur, pasukan Belanda akhirnya menyerah kepada Jepang.

Sebagian besar dari mereka ditawan, sedangkan sebagian lainnya berhasil melarikan diri ke hutan atau sungai.

Dengan jatuhnya Samarinda II, Jepang menguasai seluruh Kalimantan Timur dan memutus jalur pasokan minyak dari Sanga Sanga ke Balikpapan.

Lapangan terbang Samarinda II menjadi saksi bisu perjuangan Belanda melawan invasi Jepang di Kalimantan.

Meskipun kalah, pasukan Belanda telah berjuang dengan gagah berani dan mengorbankan nyawa mereka demi mempertahankan tanah air mereka.

Baca Juga: Dari Amsterdam ke Yogyakarta, Kisah Keluarga Kobus yang Membelot dari Belanda dan Bergabung dengan Gerakan Bawah Tanah Indonesia

Mereka pantas mendapatkan penghargaan dan penghormatan dari sejarah.

Artikel Terkait