Identifikasi Kerajaan Mataram Islam: Analisis Bagaimana Berlangsungnya Pemerintahan

Ade S

Editor

Sendang Putri di kompleks Makam Raja-raja Mataram, Kotagede, Yogyakarta, Rabu (21/10/2020). Artikel ini membahas identifikasi Kerajaan Mataram Islam dan analisis bagaimana berlangsungnya pemerintahan di wilayah Jawa pada abad ke-16 hingga ke-18.
Sendang Putri di kompleks Makam Raja-raja Mataram, Kotagede, Yogyakarta, Rabu (21/10/2020). Artikel ini membahas identifikasi Kerajaan Mataram Islam dan analisis bagaimana berlangsungnya pemerintahan di wilayah Jawa pada abad ke-16 hingga ke-18.

Intisari-Online.com -Apa yang Anda ketahui tentang Kerajaan Mataram Islam?

Bagaimana cara mereka mengatur pemerintahan dan wilayahnya? Apa saja tantangan dan konflik yang mereka hadapi?

Artikel ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan melakukan identifikasi Kerajaan Mataram Islam dan analisis bagaimana berlangsungnya pemerintahan di kerajaan tersebut.

Anda akan menemukan fakta-fakta menarik dan sejarah yang mengagumkan tentang Kerajaan Mataram Islam.

Analisis Pemerintahan Kerajaan Mataram Islam

Melansir Kompas.com,Kerajaan Mataram memiliki struktur birokrasi pemerintahannya sendiri dalam menjalankan sistem pemerintahannya. Bagaimana bentuknya?

Ini adalah penjelasan singkat tentang struktur birokrasi pemerintahan Kerajaan Mataram:

* Raja atau Sultan atau Susuhunan adalah pemimpin tertinggi dalam Kerajaan Mataram.

* Seorang Sultan akan menunjuk beberapa pejabat internal dalam Keraton untuk membantunya menjalankan tugasnya.

Pejabat internal itu antara lain Patih Kerajaan, Wedana, keluarga kerajaan, abdi dalem, prajurit dan lain-lain.

Baca Juga: Bagaimana Sikap Kepemimpinan dari Sultan Agung dari Mataram Islam?

* Raja atau Sultan dapat mengawasi langsung bupati atau pemimpin desanya. Tetapi, juga dapat mendelegasikan kepada orang kepercayaan atau pejabat internal dalam kerajaan itu.

* Bupati mengawasi Wedana atau Demang. Tugasnya hampir sama yaitu untuk membantu tugas Bupati.

Akan tetapi, bupati juga dapat dibantu oleh seorang Kaliwon yang adalah pemimpin pedesaan namun jabatannya di bawah bupati.

* Penewu atau penatus biasanya mendapat perintah langsung dari seorang Kaliwon atau Wedana atau Demang. Perintah itu kemudian akan diteruskan kepada bawahannya.

* Lurah desa juga disebut sebagai pemimpin desa atau kapala. Tugasnya juga memimpin desa di tempatnya tinggal.

Sementara itu, seperti dilansir Intisari-Online.com,Mataram Islam mengatur struktur administrasi pemerintahannya dengan pola konsentris.

Oleh karena itu, dalam sistem ketatanegaraan Mataram Islam, ada beberapa pembagian wilayah kerajaan.

1. Kutagara atau Kuta Nagara.

Kutagara mencakup:

- Siti Narawita atau ibu kota, tempat pemerintahan berpusat.

- Karaton atau istana, tempat kegiatan pemerintahan berlangsung.

Baca Juga: Prestasi Besar Sultan Agung Selama Memerintahkan Kerajaan Mataram

2. Nagaragung atau Nagara Agung

Wilayah ini mengelilingi Kutagara, dan terbagi menjadi empat bagian, yaitu:

- Daerah Siti Ageng atau Bumi Gede, sebuah wilayah antara Pajang dan Demak, yang kemudian dibagi lagi menjadi daerah Siti Ageng Kiwa dan Siti Ageng Tengen.

Lokasinya di sebelah barat daya Semarang, sekitar daerah Ungaran dan Kedungjati

- Daerah Siti Bumi atau Bumija yang berada di sekitar daerah Kedu

- Daerah Siti Numbak Anyar yang berada di sekitar daerah Bagelen

- Daerah Pajang, yang terbagi menjadi Panumping yang meliputi daerah Sukowati dan daerah Panekar yang merupakan daerah Pajang bagian timur.

3. Mancagara atau Manca Nagara

Wilayah ini berada di luar Nagaragung dan meliputi:

- Mancagara Wétan (Mancanegara Timur), mulai dari Ponogor ke arah timur, yang meliputi Magetan, Madiun, Grobogan, Kaduwung, Jagaraga, Panaraga, Pacitan, Kediri, Jipang, Wirasaba, Blitar, Srengat, Lodaya, Pace, Nganjuk, Berbek, Cakuwu, Wirasari

- Mancagara Kilèn (Mancanegara Barat), mulai dari Banyumas ke arah barat, yang meliputi Banyumas, Cilacap, Sumedang, Galuh, Priangan

Baca Juga: Sampai Berani Lawan VOC, Ini Cita-cita yang Mulia Sultan Agung Hanyokrokusumo dari Kerajaan Mataram Islam

4. Pasisiran alias Pesisir

Wilayah ini sebagian besar berada di pantai utara Jawa dan sebagian diberi otonomi tersendiri.

Wilayah ini terbagi menjadi dua:

- Pasisiran Wétan (Pesisir Timur), mulai dari Demak ke arah timur, yang meliputi Jepara, Kudus, Pati, Rembang, Lasem, Tuban, Sedayu, Lamongan, Gresik, Surabaya, Pasuruan, Blambangan

- Pasisiran Kilèn (Pesisir Barat), mulai dari Demak ke arah barat, yang meliputi Semarang, Kendal, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, Cirebon, Indramayu, Karawang

Dua wilayah, Mancagara Wétan dan Pasisiran Wétan, biasanya disebut sebagai Brang Wétan.

Sedangkan untuk Mancagara Kilèn dan Pasisiran Kilèn disebut sebagai Brang Kilèn atau Brang Kulon.

Struktur wilayah Mataram tersusun secara rapi dengan wilayah kabupaten dan jumlah cacahnya yang disebutkan dalam Pustaka Rajapuwara.

Selain beberapa wilayah di atas, ada juga tanah seberang (tanah sabrang: tanah yang berada di seberang laut), seperti Jambi, Palembang, Banjar, Kotawaringin dan Sukadana.

Demikian identifikasiKerajaan Mataram Islam, khususnya terkaitanalisis bagaimana berlangsungnya pemerintahan di kerajaan tersebut.

Semoga artikel ini bisa menambah wawasan Anda tentang sejarah kerajaan Islam di Indonesia.

Baca Juga: Sejarah Pesantren Pertama di Indonesia, Pembangunannya Mirip Peristiwa Pendirian Kerajaan Mataram Islam

Artikel Terkait