Intisari-online.com - Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu tertua di Pulau Jawa yang berdiri pada abad ke-4 hingga abad ke-7.
Kerajaan Tarumanegara berlokasi di tepi Sungai Citarum, Jawa Barat.
Pendirinya adalah Maharesi Jayasingawarman dari India.
Selama kurang lebih tiga abad berdiri, Kerajaan Tarumanegara diketahui memiliki beragam peninggalan bersejarah, salah satunya berupa prasasti.
Apa saja prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara?
Berikut ini adalah ulasan singkat tentang tujuh prasasti yang menjadi bukti keberadaan kerajaan tersebut.
Prasasti Ciaruteun
Prasasti Ciaruteun atau Prasasti Ciampea pertama kali ditemukan pada 1863 oleh pemimpin Bhataaviasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (sekarang Museum Nasional).
Prasasti ini terletak di Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, sekitar 19 kilometer arah barat laut dari Kota Bogor.
Prasasti berukuran 200 cm x 150 cm ini berisi sebuah pesan yang ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta.
Isi Prasasti Ciaruteun terdiri dari empat baris, yang ditulis dalam bentuk puisi India, sebagai berikut.
vikkrantasyavanipateh crimatah purnnavarmmanahtarumanagarendrasya vishnoriva padadvayam
Terjemahan isi Prasasti Ciaruteun:
Kedua (jejak) telapak kaki yang seperti (telapak kaki) Wisnu ini kepunyaan raja dunia yang gagah berani yang termasyur Purnawarman penguasa Tarumanegara.
Prasasti ini menunjukkan bahwa Raja Purnawarman adalah raja yang berkuasa di Kerajaan Tarumanegara dan memiliki kekuatan yang luar biasa.
Prasasti ini juga menampilkan gambar sepasang telapak kaki manusia yang dianggap sebagai jejak kaki Raja Purnawarman.
Baca Juga: Sejarah Berdirinya Kerajaan Kutai, Kerajaan Hindu-Buddha Tertua di Nusantara
Prasasti Jambu
Prasasti Jambu atau Prasasti Pasir Muara ditemukan oleh Jonathan Rigg pada tahun 1854 di Desa Jambu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor.
Prasasti ini berbentuk batu andesit berukuran 100 cm x 80 cm x 40 cm yang ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta.
Isi Prasasti Jambu terdiri dari dua baris, sebagai berikut.
jayavisalasya tarumendrasya vikramatsiddham sriyam yasya vicitrapadmavatim
Terjemahan isi Prasasti Jambu:
Dengan kejayaan Raja Taruma yang bernama Jayavisala, tercapailah kemakmuran yang indah bagaikan bunga teratai yang beraneka ragam.
Prasasti ini menunjukkan bahwa Raja Jayavisala adalah raja yang berkuasa sebelum Raja Purnawarman dan berhasil membawa kemakmuran bagi Kerajaan Tarumanegara.
Prasasti ini juga menegaskan nama kerajaan sebagai Taruma atau Tarumanagara.
Prasasti Kebon Kopi
Prasasti Kebon Kopi atau Prasasti Ciaruteun II ditemukan oleh orang Belanda di awal abad ke-19 di area hutan Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor.
Prasasti ini berbentuk bongkahan batu andesit berukuran 100 cm x 80 cm x 40 cm yang ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta.
Isi Prasasti Kebon Kopi terdiri dari empat baris, sebagai berikut.
srimat purnnavarmmanah srikanthibhutasyatarumanagarendrasya vishnoriva padadvayamsiddham sriyam yasya vicitrapadmavatimjayavisalasya tarumendrasya vikramat
Terjemahan isi Prasasti Kebon Kopi:
Kedua (jejak) telapak kaki yang seperti (telapak kaki) Wisnu ini kepunyaan raja dunia yang gagah berani yang termasyur Purnawarman penguasa Tarumanegara.
Dengan kejayaan Raja Taruma yang bernama Jayavisala, tercapailah kemakmuran yang indah bagaikan bunga teratai yang beraneka ragam.
Prasasti ini menunjukkan bahwa isi prasasti ini sama dengan gabungan isi Prasasti Ciaruteun dan Prasasti Jambu.
Prasasti ini juga menampilkan gambar sepasang telapak kaki manusia yang sama dengan Prasasti Ciaruteun.
Prasasti ini diduga sebagai duplikat atau salinan dari kedua prasasti sebelumnya.
Baca Juga: Mesir 3000 SM, Pada Abad Keberakah Indonesia Mengakhiri Zaman Praaksara?
Prasasti Cidanghiang
Prasasti Cidanghiang atau Prasasti Munjul ditemukan oleh R. Saleh pada tahun 1947 di Desa Lebak, Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Prasasti ini berbentuk batu andesit berukuran 100 cm x 80 cm x 40 cm yang ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta.
Isi Prasasti Cidanghiang terdiri dari dua baris, sebagai berikut.
srimat purnnavarmmanah srikanthibhutasyatarumanagarendrasya vishnoriva padadvayam
Terjemahan isi Prasasti Cidanghiang:
Kedua (jejak) telapak kaki yang seperti (telapak kaki) Wisnu ini kepunyaan raja dunia yang gagah berani yang termasyur Purnawarman penguasa Tarumanegara.
Prasasti ini menunjukkan bahwa isi prasasti ini sama dengan isi Prasasti Ciaruteun.
Prasasti ini juga menampilkan gambar sepasang telapak kaki manusia yang sama dengan Prasasti Ciaruteun.
Prasasti ini diduga sebagai duplikat atau salinan dari Prasasti Ciaruteun.
Prasasti Tugu
Prasasti Tugu ditemukan oleh J. W. Ijzerman pada tahun 1911 di Kampung Batu Tumbuh, Kelurahan Tugu, Koja, Jakarta Utara.
Prasasti ini berbentuk batu andesit berukuran 200 cm x 150 cm x 40 cm yang ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta.
Isi Prasasti Tugu terdiri dari tujuh baris, sebagai berikut.
srimat purnnavarmmanah srikanthibhutasyatarumanagarendrasya vishnoriva padadvayamsiddham sriyam yasya vicitrapadmavatimjayavisalasya tarumendrasya vikramatsriman rajadirajaguruh prthivyamcandrabhagetyabhilashitam gomatimnirmapya sarvatasamam yavadvipam
Terjemahan isi Prasasti Tugu:
Kedua (jejak) telapak kaki yang seperti (telapak kaki) Wisnu ini kepunyaan raja dunia yang gagah berani yang termasyur Purnawarman penguasa Tarumanegara. Dengan kejayaan Raja Taruma yang bernama Jayavisala, tercapailah kemakmuran yang indah bagaikan bunga teratai yang beraneka ragam. Rajadirajaguru yang agung di bumi ini menggali Sungai Candrabhaga dan Sungai Gomati dengan panjang sekitar 12 km, sehingga seluruh Pulau Jawa.
Baik, saya akan melanjutkan artikel di atas dengan menambahkan informasi tentang tiga prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara lainnya. Berikut ini adalah lanjutan artikel yang saya buat.
Baca Juga: Misteri Asal-Usul dan Kejayaan Kerajaan Tarumanegara yang Menguasai Jawa Barat
Prasasti Pasir Awi
Prasasti Pasir Awi atau Prasasti Cibadak ditemukan oleh J. W. Ijzerman pada tahun 1917 di Desa Pasir Awi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi.
Prasasti ini berbentuk batu andesit berukuran 100 cm x 80 cm x 40 cm yang ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Isi Prasasti Pasir Awi terdiri dari dua baris, sebagai berikut.
sriman rajadirajaguruh prthivyamcandrabhagetyabhilashitam gomatim
Terjemahan isi Prasasti Pasir Awi:
Rajadirajaguru yang agung di bumi ini menggali Sungai Candrabhaga dan Sungai Gomati.
Prasasti ini menunjukkan bahwa isi prasasti ini sama dengan bagian akhir dari Prasasti Tugu.
Prasasti ini juga menunjukkan bahwa Rajadirajaguru adalah seorang pendeta atau guru yang membantu Raja Purnawarman dalam menggali sungai-sungai tersebut.
Prasasti Muara Cianten
Prasasti Muara Cianten atau Prasasti Cianten ditemukan oleh J. W. Ijzerman pada tahun 1918 di Desa Muara, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor.
Prasasti ini berbentuk batu andesit berukuran 100 cm x 80 cm x 40 cm yang ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta.
Isi Prasasti Muara Cianten terdiri dari dua baris, sebagai berikut.
srimat purnnavarmmanah srikanthibhutasyatarumanagarendrasya vishnoriva padadvayam
Terjemahan isi Prasasti Muara Cianten:
Kedua (jejak) telapak kaki yang seperti (telapak kaki) Wisnu ini kepunyaan raja dunia yang gagah berani yang termasyur Purnawarman penguasa Tarumanegara.
Prasasti ini menunjukkan bahwa isi prasasti ini sama dengan isi Prasasti Ciaruteun dan Prasasti Cidanghiang.
Prasasti ini juga menampilkan gambar sepasang telapak kaki manusia yang sama dengan Prasasti Ciaruteun dan Prasasti Cidanghiang.
Prasasti ini diduga sebagai duplikat atau salinan dari Prasasti Ciaruteun.
Baca Juga: Prasasti Singasari, Saksi Bisu Kejayaan Kerajaan yang Berusia 800 Tahun
Prasasti Jambu
Prasasti Jambu atau Prasasti Pasir Muara ditemukan oleh Jonathan Rigg pada tahun 1854 di Desa Jambu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor.
Prasasti ini berbentuk batu andesit berukuran 100 cm x 80 cm x 40 cm yang ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta.
Isi Prasasti Jambu terdiri dari dua baris, sebagai berikut.
jayavisalasya tarumendrasya vikramatsiddham sriyam yasya vicitrapadmavatim
Terjemahan isi Prasasti Jambu:
Dengan kejayaan Raja Taruma yang bernama Jayavisala, tercapailah kemakmuran yang indah bagaikan bunga teratai yang beraneka ragam.
Prasasti ini menunjukkan bahwa Raja Jayavisala adalah raja yang berkuasa sebelum Raja Purnawarman dan berhasil membawa kemakmuran bagi Kerajaan Tarumanegara. Prasasti ini juga menegaskan nama kerajaan sebagai Taruma atau Tarumanagara.
Demikianlah contoh lanjutan artikel yang saya buat dengan menggunakan informasi dari hasil pencarian web.