Intisari-online.com - Kerajaan Tarumanagara atau Kerajaan Taruma adalah salah satu kerajaan tertua di Nusantara yang meninggalkan bukti arkeologi.
Pada masa kejayaanya Kerajaan Tarumanegara pernah Menguasai Jawa Barat.
Kerajaan ini pernah berkuasa di wilayah barat pulau Jawa pada abad ke-4 sampai abad ke-7 Masehi.
Kerajaan ini memiliki kaitan langsung dengan kerajaan Angkor di Kamboja dan merupakan salah satu kerajaan Hindu beraliran Vishnu yang pernah ada di Indonesia.
Namun, asal-usul dan kejayaan kerajaan ini masih menyimpan banyak misteri yang menarik untuk dikaji. Berikut adalah beberapa poin penting tentang kerajaan Tarumanagara.
Asal-Usul Kerajaan Tarumanagara
Menurut naskah Wangsakerta, kerajaan Tarumanagara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 Masehi.
Ia adalah seorang Maharesi yang berasal dari India dan datang ke Nusantara sebagai pengungsi akibat terjadi peperangan besar di sana.
Ia mendapatkan izin dari raja Jawa Barat, Dewawarman VIII, yang merupakan raja Salakanagara, untuk mendirikan pemukiman baru di dekat sungai Citarum.
Pemukiman tersebut dinamakan Tarumadesya, yang kemudian berkembang menjadi kota dan kerajaan Tarumanagara.
Namun, ada juga pendapat lain yang mengatakan bahwa kerajaan Tarumanagara adalah kelanjutan dari kerajaan Salakanagara, yang merupakan kerajaan tertua di Jawa Barat.
Menurut prasasti Kebon Kopi II, raja pertama Tarumanagara adalah Candrabhaga, yang merupakan putra dari Dewawarman VIII.
Baca Juga: Kerajaan Islam Pertama Di Jawa Didirikan Oleh Raden Patah, Kerajaan Islam Tersebut Adalah
Ia naik tahta pada tahun 397 Masehi dan memindahkan ibu kota kerajaan dari Salaka ke Sundapura, yang terletak di sekitar Bogor sekarang.
Kejayaan Kerajaan Tarumanagara
Kerajaan Tarumanagara mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Purnawarman, yang merupakan raja keempat Tarumanagara.
Ia memerintah pada tahun 434-455 Masehi dan berhasil memperluas wilayah kerajaannya hingga mencakup sebagian besar Jawa Barat, Banten, dan Jakarta sekarang.
Juga dikenal sebagai raja yang berprestasi dalam bidang irigasi, pembangunan, dan agama.
Ia membangun banyak bendungan, saluran air, dan waduk untuk mengairi sawah-sawah rakyatnya.
Kemudian juga membangun banyak candi, stupa, dan patung untuk memuliakan dewa-dewa Hindu, khususnya dewa Wisnu³.
Purnawarman juga menjalin hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan lain di Asia, terutama dengan Cina.
Ia mengirimkan utusan dan upeti ke Cina pada tahun 435 dan 442 Masehi, yang dicatat dalam catatan sejarah Cina, yaitu Dinasti Liang Shu dan Dinasti Sui Shu.
Dalam catatan tersebut, kerajaan Tarumanagara disebut sebagai To-lo-mo atau To-lo-ma, yang berarti "Tanah Taruma".
Kerajaan ini juga disebut sebagai kerajaan yang makmur, damai, dan berbudaya tinggi.
Baca Juga: Bagaimana Kerajaan Sriwijaya Membangun Jaringan Perdagangan Maritim yang Luas dan Berpengaruh
Misteri Keruntuhan Kerajaan Tarumanagara
Kerajaan Tarumanagara mengalami kemunduran setelah masa pemerintahan Purnawarman.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
- Adanya pemberontakan dari daerah-daerah bawahan yang ingin melepaskan diri dari kekuasaan Tarumanagara, seperti Kerajaan Galuh dan Kerajaan Sunda.
- Adanya persaingan dan konflik antara keluarga kerajaan Tarumanagara sendiri, yang menyebabkan terjadinya perpecahan dan pergantian dinasti.
- Adanya ancaman dari kerajaan-kerajaan luar, seperti Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Mataram Kuno, yang ingin menguasai jalur perdagangan maritim di Selat Sunda.
Namun, ada juga pendapat yang mengatakan bahwa kerajaan Tarumanagara tidak pernah runtuh, melainkan hanya berubah nama menjadi Kerajaan Sunda.
Hal ini didasarkan pada prasasti Tugu, yang merupakan prasasti terakhir yang dikeluarkan oleh Tarumanagara pada tahun 669 Masehi.
Dalam prasasti tersebut, disebutkan bahwa raja Tarumanagara saat itu adalah Maharaja Sunda, yang merupakan putra dari Purnawarman.
Jadi, kemungkinan besar kerajaan Tarumanagara hanya berubah nama menjadi Kerajaan Sunda, yang kemudian berlanjut hingga abad ke-16 Masehi.