Berikut adalah beberapa faktor penyebab konflik menurut para ahli¹:
- Perbedaan individu, seperti perbedaan pendapat, pandangan, kepentingan, atau tujuan antara anggota keluarga, siswa, guru, atau orang tua.
- Perbedaan latar belakang kebudayaan, seperti perbedaan etnis, agama, bahasa, adat, atau nilai antara kelompok-kelompok sosial yang berinteraksi.
- Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok, seperti kepentingan ekonomi, politik, sosial, atau kekuasaan yang saling bertentangan atau bersaing.
- Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat, seperti perubahan teknologi, informasi, pendidikan, atau gaya hidup yang dapat menimbulkan ketidaksesuaian atau ketidakpuasan.
Konflik yang Terjadi Bertentangan dengan Sila ke Berapa dalam Pancasila?
Konflik yang terjadi di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat dapat bertentangan dengan beberapa sila dalam Pancasila, tergantung pada jenis dan dampaknya.
Berikut adalah beberapa contoh:
- Konflik yang disebabkan oleh perbedaan agama dapat bertentangan dengan sila pertama, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.
Sila ini mengandung makna bahwa bangsa Indonesia mengakui dan menghormati keberagaman agama yang ada di Indonesia, serta menjunjung tinggi nilai-nilai ketaqwaan dan toleransi.
- Konflik yang disebabkan oleh perbedaan etnis atau ras dapat bertentangan dengan sila kedua, yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.
Sila ini mengandung makna bahwa bangsa Indonesia menghargai dan menghormati hak asasi manusia, serta menjauhi diskriminasi dan kekerasan.
- Konflik yang disebabkan oleh perbedaan politik atau kekuasaan dapat bertentangan dengan sila ketiga, yaitu Persatuan Indonesia.
Sila ini mengandung makna bahwa bangsa Indonesia bersatu dalam kebhinekaan, serta menjaga kedaulatan dan integritas negara.
- Konflik yang disebabkan oleh perbedaan pendapat atau kepentingan dapat bertentangan dengan sila keempat, yaitu Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan.
Sila ini mengandung makna bahwa bangsa Indonesia menjalankan demokrasi yang berdasarkan kepentingan rakyat, serta menyelesaikan masalah dengan musyawarah dan mufakat.
Demikian artikel tentang contoh kasus atau konflik yang terjadi di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Semoga menambah wawasan Anda.
Baca Juga: Sejarah Rohingya Diusir dari Myanmar, Dimulai oleh Polah Inggris?
KOMENTAR