Intisari-Online.com -Dalam debat cawapres pada Minggu (21/1) malam, banyak muncul istilah yang jarang awam ketahui.
Dari greenflation, smart farming, hilirasi, green jobs, dan lain sebagainya.
Yuk cari tahu pengertian dari istilah-istilah "asing" tersebut.
Greenflation alias infalis hijau
Greenflation adalah istilah yang mengacu pada kenaikan harga material dan energi, akibat transisi ke energi hijau.
Inflasi hijau ini sangat mungkin terjadi dalam jangka panjang, seiring dengan upaya negara di dunia, untuk memenuhi komitmen terhadap lingkungannya.
Dikutip dari situs Natixis, setidaknya ada tiga fenomena utama yang mengaitkan inflasi dengan perubahan iklim, yakni:
-Ketergantungan bahan bakar fosil dan transisi yang tidak teratur menuju energi rendah karbon
- Gangguan rantai pasokan akibat dampak perubahan iklim memberi tekanan pada harga
- Meningkatnya permintaan terhadap energi terbarukan, kendaraan listrik, juga baterai yang tidak diimbangi dengan pasokan.
Semua fenomena ini terhubung pada satu konsekuensi yang sama, yakni variasi harga dan terjadinya inflasi.
Meskipun dianggap lebihramah lingkungan, ternyata transisi ke energi hijau memakan lebih banyak biaya.
Misal, meningkatnya pengeluaran untuk teknologi bebas karbon, juga pembatasan proyek pertambangan juga pasokan bahan baku untuk terknologi berpolusi tinggi.
Dari sinilah, muncul inflasi hijau.
Inflasi hijau adalah kenaikan harga karena lebih mahalnya biaya dan bahan baku yang harus dikeluarkan untuk transisi ke energi hijau.
Smart farming
Dikutip dari situs Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), smart farming merupakan sistem pertanian pintar guna meningkatkan efisiensi serta produktivitas pertanian.
Utamanya, pertanian pintar adalah konsep yang lahir dari pendekatan teknologi digital, mekanisasi pertanian, hingga sistem pemasaran berbasis digital.
Hilirisasi
Mengutip situs Menpan.go.id, hilirasi adalah suatu proses transformasi ekonomi berkelanjutan di mana kebijakan industrialisasi berbasis komoditas bernilai tambah tinggi, menuju struktur ekonomi yang lebih kompleks.
Green jobs
Dikutip dari laman Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) PBB, green jobs adalah sebuah pekerjaan yang layak dan ramah lingkungan.
Green jobs dimaksudkan untuk mengurangi dampak lingkungan yang diakibatkan oleh perusahaan dan sektor ekonomi, hingga ke tingkat yang mampu melestarikan lingkungan hidup.
Secara khusus, tetapi tidak eksklusif, hal ini mencakup pekerjaan yang dapat membantu:
- Melindungi ekosistem dan biodiversitas
- Mengurangi energi, materi, dan konsumsi air melalui strategi yang memiliki tingkat efisiensi tinggi
- Dekarbonisasi perekonomian
- Mengurangi atau mencegah pembuatan segala bentuk limbah dan polusi.
Di negara berkembang, green jobs mencakup lapangan pekerjaan bagi para manajer, ilmuwan, teknisi, serta berbagai pihak yang dapat memperoleh manfaatnya.
Beberapa di antaranya, seperti kalangan remaja, petani, penduduk desa, hingga penduduk perkampungan miskin.
Namun, ada banyak jenis pekerjaan yang pada prinsipnya hijau, tetapi pada praktiknya tidak.
Kondisi ini dikarenakan adanya kerusakan lingkungan akibat praktik-praktik yang salah.
Di samping itu, bukti menunjukkan bahwa green jobs tidak secara otomatis merupakan pekerjaan layak.
Banyak pekerjaan yang berhubungan dengan lingkungan merupakan pekerjaan yang kotor, berbahaya, dan sulit.
Sebagai contoh, pekerjaan yang berkecimpung di sektor industri seperti daur ulang dan pengolahan limbah, energi biomas, dan konstruksi.
Selain cenderung bersifat berbahaya, sejumlah pekerjaan tersebut juga relatif berpenghasilan kecil.
Oleh karena itu, kebijakan tentang green jobs perlu difokuskan pada upaya untuk mengalihkan pekerjaan-pekerjaan ini menjadi pekerjaan yang hijau dan bermutu, serta mampu melestarikan lingkungan hidup.
Itulah pengertia istilah-istilah yang muncul dalam bebat cawapres semalam seperti greenflation, smart farming, hilirisasi, hingga green jobs, semoga bermanfaat.