Intisari-online.com - Marapu adalah sebuah kepercayaan asli Nusantara yang dianut oleh masyarakat di Pulau Sumba.
Lantas, Apakah peradaban membentuk kepercayaan untuk menemukan Tuhan dalam kepercayaan “Marapu”? Atau kah sebaliknya!
Marapu berasal dari dua kata, yaitu "Ma" yang berarti yang dan "Rappu" yang berarti tidak disebut, satu, pemali, atau sakral.
Jadi, Marapu berarti "Yang Sakral" atau "Yang Pemali", yaitu suatu entitas seperti Tuhan yang disembah sebagai pencipta langit dan bumi.
Pemeluk kepercayaan Marapu percaya bahwa kehidupan di dunia ini hanya sementara dan bahwa setelah akhir zaman mereka akan hidup kekal di dunia roh, yaitu di surga Marapu yang dikenal sebagai Prai Marapu.
Untuk mencapai surga tersebut, mereka harus memenuhi segala nuku-hara, yaitu hukum dan tata cara yang telah ditetapkan oleh para leluhur.
Salah satu cara untuk memenuhi nuku-hara adalah dengan melakukan pemujaan kepada nenek moyang dan leluhur yang disebut perantara Marapu, yaitu "yang dipertuan" atau "yang dimuliakan".
Dalam melakukan pemujaan, pemeluk kepercayaan Marapu sering melakukan upacara-upacara keagamaan yang melibatkan penyembelihan hewan seperti kerbau dan kuda sebagai korban sembelihan.
Hewan-hewan tersebut dipersembahkan kepada roh nenek moyang yang dianggap ikut menghadiri upacara tersebut.
Roh hewan untuk roh nenek moyang dan daging atau jasad hewan dimakan oleh orang yang hidup.
Upacara-upacara keagamaan Marapu juga dilakukan untuk mengiringi berbagai sendi kehidupan, seperti kelahiran, perkawinan, kematian, panen, dan sebagainya.
Baca Juga: Inilah Kaitannya Hubungan Ajaran Kepercayaan Dengan Adat-Budaya Setempat
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR