Sebelum menjadi penyiar agama Islam, dia pernah belajar agama ke tanah leluhurnya di Yaman.
Setelah itu, Mbah Priok menjadi seorang penyiar agama Islam yang sering melakukan perjalanan ke berbagai daerah untuk berdakwah.
Bahkan Mbah Priok diyakini sebagai seorang wali yang memiliki kedekatan dengan Allah.
Pada 1756, Mbah Priok bersama dengan saudaranya, Al Arif Billah Al Habib Ali Al Haddad, menuju ke Pulau Jawa untuk menyebarkan agama Islam.
Tapi selama dua bulan pelayarannya, mereka harus menghadapi segala macam rintangan.
Berdasarkan cerita legenda, salah satu rintangan yang harus dihadapi adalah armada Belanda yang bersenjata lengkap.
Meski dihujani meriam, perahu mereka masih dapat selamat.
Namun, rintangan lain yang berupa ombak besar datang setelahnya.
Semua perlengkapan yang ada di kapal pun hanyut digulung ombak, hingga hanya tersisa alat penanak nasi dan beberapa liter beras saja.
Setelah ombak pertama menyerang, ombak lebih besar kembali datang dan menghantam kapal mereka.
Hal itu membuat Mbah Priok dan Habib Ali Al Haddad terseret ombak hingga ke semenanjung yang belum bernama.
Ketika ditemukan, Mbah Priok sudah dalam kondisi tidak bernyawa.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR