Wilayah Kesultanan Banjar meliputi sebagian besar Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur.
Kesultanan Banjar berakhir pada tahun 1860, setelah ditaklukan oleh Belanda.
5. Kesultanan Kotawaringin
Kesultanan Kotawaringin adalah kerajaan Islam yang berawal dari pemberontakan, yang berdiri pada tahun 1679.
Kesultanan Kotawaringin merupakan cabang dari Kesultanan Banjar, yang didirikan oleh Pangeran Adipati Antakusuma, yang merupakan putra dari Sultan Mustain Billah dari Banjar.
Pangeran Adipati Antakusuma mendirikan kerajaan ini setelah ia gagal merebut tahta Banjar dari saudaranya, Pangeran Adipati Tuha.
Pangeran Adipati Antakusuma memimpin pemberontakan terhadap Pangeran Adipati Tuha, yang didukung oleh sebagian besar rakyat Banjar, namun berhasil dipadamkan oleh pasukan Pangeran Adipati Tuha, yang dibantu oleh Belanda.
Pangeran Adipati Antakusuma terpaksa melarikan diri dari Banjar dan mencari perlindungan di Kotawaringin, sebuah daerah yang terletak di sebelah barat Banjar.
Di Kotawaringin, Pangeran Adipati Antakusuma disambut oleh Dipati Ngganding, yang kemudian menyerahkan kekuasaan Kotawaringin kepada Pangeran Adipati Antakusuma, yang kemudian mendirikan Kesultanan Kotawaringin.
Pangeran Adipati Antakusuma menjadi raja pertama Kesultanan Kotawaringin, dengan gelar Pangeran Ratu I.
Baca Juga: Keturunan Syekh Bentong, Inilah Latar Belakang Ibu Raden Patah yang Dibenci Permaisuri Majapahit
6. Kerajaan Pagatan
Kerajaan Pagatan adalah kerajaan Islam yang bertahan di tengah dominasi Kesultanan Banjar, yang berdiri sekitar abad ke-16.
Kerajaan Pagatan terletak di wilayah Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
Asal usul nama Pagatan dari kata "pagat", yang berarti "berkumpul" atau "bersatu" dalam bahasa Banjar.
Kerajaan Pagatan didirikan oleh Pangeran Tumenggung, yang merupakan putra dari Raja Negara Dipa, Suriansyah.
Pangeran Tumenggung tidak mengikuti jejak ayahnya yang memeluk Islam, tetapi tetap mempertahankan agama Hindu.
Pangeran Tumenggung kemudian menikah dengan putri dari Kerajaan Tanjungpura, yang bernama Ratu Intan Sari.
Dari pernikahan ini, lahir seorang putra yang bernama Pangeran Aria Mangkubumi, yang kemudian memeluk Islam dan menjadi raja kedua Kerajaan Pagatan.
Pangeran Aria Mangkubumi bergelar Sultan Muhammad Aminullah, dan menjadi raja pertama yang bergelar sultan di Kerajaan Pagatan.
Itulah enam kerajaan Islam di Kalimantan yang memiliki sejarah dan peran penting dalam perkembangan Islam di pulau ini.
Kerajaan-kerajaan Islam di Kalimantan menjadi bagian dari sejarah dan identitas bangsa Indonesia, yang patut untuk dihormati dan dilestarikan.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR