Mahapatih juga dapat digantikan oleh orang lain jika dianggap tidak mampu atau tidak layak.
Selain itu, Sriwijaya juga tidak memiliki ibu kota yang tetap, melainkan berpindah-pindah sesuai dengan perkembangan zaman dan kondisi politik.
Sriwijaya juga tidak memiliki sistem birokrasi yang rumit, melainkan mengandalkan hubungan personal dan kesetiaan antara mahapatih dan para bawahan atau bupati di daerah-daerah.
- Fokus pada perdagangan daripada pemerintahan.
Sriwijaya lebih dikenal sebagai sebuah pusat perdagangan yang besar daripada sebagai sebuah pemerintahan yang kuat.
Sriwijaya memanfaatkan letak geografisnya yang strategis di jalur perdagangan maritim antara India dan Tiongkok untuk mengembangkan jaringan perdagangan yang luas dan menguntungkan.
Sriwijaya juga menjalin hubungan diplomatik dan kerjasama dengan negara-negara tetangga seperti India, Tiongkok, Arab, dan lain-lain.
Sriwijaya juga menguasai jalur pelayaran di Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut Jawa, sehingga dapat mengendalikan arus barang dan orang yang melintasi wilayahnya.
Sriwijaya juga mengenakan pajak dan bea cukai kepada para pedagang yang berdagang di wilayahnya, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kemakmuran Sriwijaya.
Baca Juga: Kesultanan Kotawaringin, Kerajaan Islam yang Berawal dari Pemberontakan
- Inklusif terhadap berbagai suku dan agama.
Sriwijaya tidak memiliki identitas etnis atau agama yang tunggal, melainkan terdiri dari berbagai suku dan agama yang hidup berdampingan secara damai.
Sriwijaya menerima dan menghormati keberagaman budaya dan kepercayaan yang ada di wilayahnya, serta tidak memaksakan satu budaya atau agama tertentu kepada rakyatnya.
Sriwijaya juga memberikan kebebasan dan kesempatan kepada para pendatang atau imigran untuk menetap dan berdagang di wilayahnya, asalkan mereka tunduk kepada otoritas Sriwijaya.
Sriwijaya juga menjadi tempat belajar dan beribadah bagi para penganut agama Buddha dari berbagai aliran dan negara.
Sriwijaya juga mengirimkan utusan-utusan dan misionaris-misionaris untuk menyebarkan agama Buddha ke berbagai daerah di Asia Tenggara.
Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Sriwijaya lebih sering disebut sebagai kedatuan daripada kerajaan karena tidak memiliki struktur pemerintahan yang khas, fokus pada perdagangan daripada pemerintahan, dan inklusif terhadap berbagai suku dan agama. Sriwijaya merupakan sebuah kedatuan yang unik dan maju di zamannya, yang mampu menciptakan sebuah peradaban maritim yang berpengaruh di Asia Tenggara. Sriwijaya juga merupakan salah satu warisan sejarah dan budaya yang patut dibanggakan oleh bangsa Indonesia.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR