Intisari-Online.com -Dengan rentang waktu lebih dari 60 tahun, telah banyak perbedaan dalam penyelenggaran pemilu di Indonesia.
Lihat saja bagaimana ada banyak hal yang berubah saat pemilu pertama kali dilakukan pada 1955 dengan saat terakhir kali dilakukan pada 2014.
Untuk membantu Anda mengingatnya, artikel ini akan menyebutkanperbedaan pemilu tahun 1955 dengan pemilu 2019.
Apakah Anda penasaran tentang bagaimana pemilu pertama diadakan di tengah ketidakstabilan politik?
Atau bagaimana teknologi dan keamanan yang ditingkatkan telah membentuk pemilu terkini?
Artikel ini akan membawa Anda melalui empat perbedaan utama yang tidak hanya mencerminkan perubahan politik tetapi juga sosial dan teknologi di Indonesia.
Mari kita selami lebih dalam dan pahami bagaimana setiap pemilu telah membentuk nasib bangsa.
Pemilu Pertama di Indonesia
Pemilihan umum, yang sering disingkat sebagai pemilu, merupakan proses demokrasi yang berkaitan erat dengan transisi kekuasaan dan dinamika politik.
Menurut Syarifuddin dalam bukunya "Bahan Pembelajaran Sejarah Nasional Indonesia VI" edisi 2022, Indonesia menggelar pemilu pertamanya pada tahun 1955.
Pada masa tersebut, pemilu diadakan dalam dua fase: pemilihan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan pemilihan anggota konstituante.
Baca Juga: Arti Cawe-cawe dalam Pemilu Seperti yang Diucapkan oleh Jokowi?
Fase pertama berlangsung pada tanggal 29 September 1955, sementara fase kedua diadakan pada 15 Desember 1955.
Perbedaan Pemilu 1955 dan Pemilu 2019
Setelah serangkaian pemilu, Indonesia kembali menyelenggarakan pemilu pada tahun 2019, menyusul pemilu sebelumnya di tahun 2014.
Namun, tahukah Anda telah terjadi banyak perubahan dalam proses pemilu di Indonesia sejak
Berikut adalah penjelasan lebih detail mengenai perbedaan tersebut:
Salah satu perbedaan mencolok antara dua pemilu ini adalah fokus pemilu 1955 pada pemilihan anggota konstituante, yang bertugas menyusun undang-undang dasar atau konstitusi negara.
Di sisi lain, pemilu 2019 diarahkan untuk memilih presiden dan wakil presiden.
Dari aspek keamanan, terdapat kontras yang jelas.
Pada tahun 1955, keamanan nasional masih labil dengan adanya pemberontakan DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia).
Sebaliknya, pemilu 2019 berlangsung dalam kondisi keamanan yang lebih stabil dan kondusif.
Jumlah partai politik yang berpartisipasi juga mengalami perubahan drastis.
Baca Juga: Honor Saksi Pemilu 2024, Apakah akan Lebih Tinggi dari Pemilu 2019?
Pemilu 1955 diikuti oleh 30 partai, sementara pada pemilu 2019, hanya 16 partai yang berkompetisi.
Perbedaan lainnya terletak pada partai politik yang menang.
Pada tahun 1955, partai-partai besar seperti PNI, Masyumi, NU, dan PKI mendominasi.
Namun, pada tahun 2019, tiga partai besar yang memenangkan pemilu adalah:
- PDI-P (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan)- Golkar (Golongan Karya)- Gerindra (Gerakan Indonesia Raya).
Ringkasnya, terdapat empat perbedaan utama antara pemilu pertama tahun 1955 dan pemilu tahun 2019, yaitu:
- Tujuan pemilu: pemilu 1955 untuk memilih anggota konstituante, sedangkan pemilu 2019 untuk memilih presiden dan wakil presiden.- Kondisi keamanan nasional.- Jumlah partai politik peserta.- Partai politik pemenang pemilu.
Kini, setelah Anda mengetahui perbedaan pemilu tahun 1955 dengan pemilu 2019, Anda dapat menghargai betapa jauhnya Indonesia telah berkembang dalam menjalankan demokrasi. Perbedaan ini bukan hanya catatan sejarah, tetapi juga pijakan untuk pemilu yang lebih baik di masa depan."
Baca Juga: Tugas Ketua dan Syarat Anggota KPPS Pemilu 2024, Paling Baru