Sebelum Desember 2013, letusan terakhir terjadi pada 4 Juni 2017 lalu.
Saat itu terjadi letusan sebanyak 6 kali pada kawah berwarna asap kelabu tebal.
Tinggi asap saat itu mencapai 700 meter serta hujan abu jatuh di Kabupaten Tanah Datar.
Menurut situs ESDM, letusan Gunung Marapi memiliki karakter berupa letusan secara eksplosif maupun efusif dengan masa istirahat rata-rata empat tahun.
Kegiatannya tidak selalu terjadi pada kawah yang sama, tetapi bergerak membentuk garis lurus dengan arah timur-barat daya antara Kawah Tuo hingga Kawah Bongsu.
Sejak awal 1987 sampai sekarang letusannya bersifat eksplosif dan sumber letusannya hanya berpusat di Kawah Verbeek.
Letusan disertai suara gemuruh, abu, pasir, lapili dan kadang-kadang juga diikuti oleh lontaran material pijar dan bom vulkanik.
Waspada sejak 2011
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), seperti dilansir Antara, menyebut, Gunung Marapi sudah berstatus waspada sejak 2011 silam.
PVMBG rutin memberikan laporan terkait aktivitas gunung Marapi kepada pemerintah setempat.
Tapi di luar itu, mereka juga menyebut bahwa karakteristik Marapi memang sulit diprediksi.
Karena status itu, artinya warga dilarang mendekat dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR