Intisari-Online.com -Keseimbangan ekosistem sangat penting untuk menjaga keberlangsungan hidup makhluk hidup dan kesehatan lingkungan.
Namun, keseimbangan ekosistem dapat terganggu oleh berbagai faktor, baik alami maupun buatan manusia.
Dalam artikel ini, kita akan membahas tiga contoh peristiwa yang dapat mempengaruhi keseimbangan ekosistem di alam, yaitu gunung meletus, tsunami, dan gempa.
Gunung Meletus
Gunung meletus adalah peristiwa keluarnya material panas dari dalam bumi melalui celah atau kawah gunung berapi.
Gunung meletus dapat menyebabkan dampak negatif bagi keseimbangan ekosistem, seperti:
- Merusak habitat hewan dan tumbuhan di sekitar gunung berapi.
Hewan dan tumbuhan yang tidak dapat beradaptasi dengan suhu dan kondisi lingkungan yang berubah akan mati atau mengungsi.
- Mengubah komposisi kimia tanah dan air.
Material vulkanik yang keluar dari gunung berapi dapat mengandung zat-zat berbahaya yang dapat meracuni tanah dan air, sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.
- Menyebabkan perubahan iklim.
Baca Juga: Menggali Potensi dan Menangani Ancaman Ekosistem Laut dan Pantai dengan ‘Sisir Pesisir’
Debu dan gas vulkanik yang terbawa angin dapat menyebar ke berbagai daerah dan menutupi sinar matahari, sehingga menurunkan suhu udara dan mengurangi curah hujan.
Tsunami
Tsunami adalah gelombang air raksasa yang terjadi akibat gempa bumi, letusan gunung berapi, atau longsor bawah laut.
Tsunami dapat menyebabkan dampak negatif bagi keseimbangan ekosistem, seperti:
- Menghancurkan habitat hewan dan tumbuhan di pesisir pantai dan laut.
Tsunami dapat merobohkan pohon, rumah, dan bangunan lainnya yang menjadi tempat tinggal atau sumber makanan bagi hewan dan tumbuhan.
Tsunami juga dapat merusak terumbu karang, padang lamun, dan ekosistem laut lainnya yang menjadi habitat bagi berbagai spesies ikan dan biota laut.
- Mengubah salinitas dan kualitas air.
Tsunami dapat membawa air laut ke daratan dan mencampurnya dengan air tawar, sehingga mengubah keseimbangan garam dan mineral dalam air. Tsunami juga dapat membawa limbah, sampah, dan bahan kimia yang dapat mencemari air dan mengancam kesehatan makhluk hidup.
- Menyebabkan erosi dan sedimentasi.
Tsunami dapat mengikis tanah dan batuan di pesisir pantai dan membawanya ke laut, sehingga mengubah bentuk dan struktur pantai. Tsunami juga dapat menimbun material di dasar laut, sehingga mengubah kedalaman dan kontur laut.
Baca Juga: 20 Ucapan Hari Kelautan Nasional 2023, Peristiwa Refleksi Pentingnya Ekosistem Laut
Gempa
Gempa adalah getaran atau goncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam bumi.
Gempa dapat menyebabkan dampak negatif bagi keseimbangan ekosistem, seperti:
- Merusak habitat hewan dan tumbuhan di darat dan laut.
Gempa dapat menyebabkan retakan, longsor, dan runtuhan tanah dan batuan yang dapat merobohkan atau menggeser tempat tinggal atau sumber makanan bagi hewan dan tumbuhan. Gempa juga dapat menyebabkan pergeseran lempeng tektonik yang dapat merusak atau memindahkan ekosistem laut.
- Mengubah sirkulasi dan temperatur air.
Gempa dapat menyebabkan perubahan tekanan dan arus air di laut, sehingga mengganggu sirkulasi oksigen, karbondioksida, dan nutrisi dalam air. Gempa juga dapat menyebabkan perubahan suhu air akibat perpindahan massa air dingin dan hangat, sehingga memengaruhi metabolisme dan reproduksi makhluk hidup.
- Menyebabkan perubahan gravitasi dan medan magnet.
Gempa dapat menyebabkan perubahan gravitasi dan medan magnet bumi akibat pergeseran massa bumi. Perubahan ini dapat memengaruhi orientasi dan navigasi hewan yang menggunakan gravitasi dan medan magnet sebagai petunjuk arah, seperti burung, ikan, dan penyu.
Dari uraian di atas, kita dapat mengetahui bahwa tiga contoh peristiwa yang dapat mempengaruhi keseimbangan ekosistem di alam adalah gunung meletus, tsunami, dan gempa. Ketiga peristiwa ini dapat menyebabkan berbagai dampak negatif bagi komponen biotik dan abiotik dalam ekosistem, sehingga mengganggu keberlangsungan hidup dan kesehatan lingkungan