Setelah itu, Hasan bin Ali sebagai putra tertua Ali dibaiat oleh orang-orang Madinah menjadi khalifah selanjutnya.
Hasan bin Ali tidak memerintah dalam waktu lama.
Hanya sekitar tiga bulan setelah dibaiat, dia memilih menyerahkan jabatan sebagai pemimpin kekhalifahan kepada Muawiyah I.
Hal itu dilakukan Hasan dengan tujuan menghindari perang berkepanjangan antarumat Muslim.
Setelah penyerahan kekuasaan itu, umat Muslim bersatu dalam satu kepemimpinan, yaitu kepemimpinan Muawiyah I.
Dengan demikian, periode Khulafaur Rasyidin resmi berakhir dan dimulailah kekuasaan Bani Umayyah pada 661.
Muawiyah I, yang telah berkuasa selama puluhan tahun sebagai Gubernur Suriah, menetapkan Damaskus sebagai pusat pemerintahan kekhalifahannya.
Dalam menjalankan Kekhalifahan Bani Umayyah, Muawiyah I mengganti sistem pengangkatan khalifah, yang sebelumnya menganut sistem pemilihan, menjadi sistem dinasti atau turun-temurun.
Oleh karena itu, ketika Muawiyah I wafat, maka khalifah penggantinya adalah anaknya, Yazid bin Muawiyah.
Pemerintahan Bani Umayyah yang didirikan Muawiyah I di Damaskus bertahan selama 90 tahun, yakni hingga tahun 750.
Ketika pemerintahan Bani Umayyah di Damaskus runtuh akibat Revolusi Abbasiyah, berdiri Kekhalifahan Bani Umayyah di Kordoba, Spanyol, yang bertahan hingga tahun 1031.
Begitulah sejarah nama Bani Umayyah berasal dari nama nenek moyangnya yang bernama Umayyah bin Abdu Syams.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR