Salah satu dampaknya adalah transformasi politik Kerajaan Banjar di bawah pengaruh Belanda.
Transformasi ini dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu:
- Struktur pemerintahan. Belanda mencampuri urusan dalam negeri Kerajaan Banjar dengan menunjuk dan mengganti sultan-sultan sesuai kepentingannya.
Belanda juga membagi-bagi wilayah Kerajaan Banjar menjadi beberapa daerah otonom yang dipimpin oleh para bupati yang loyal kepada Belanda.
Selain itu, Belanda menempatkan residen-residen sebagai wakilnya di Kerajaan Banjar, yang memiliki kekuasaan lebih besar daripada sultan.
Dengan demikian, struktur pemerintahan Kerajaan Banjar menjadi semakin terfragmentasi dan tergantung kepada Belanda.
- Sistem hukum. Belanda mengubah sistem hukum Kerajaan Banjar yang berdasarkan hukum Islam dan adat menjadi hukum kolonial.
Belanda menerapkan hukum-hukum yang menguntungkan kepentingannya, seperti hukum monopoli, hukum tanah, dan hukum pajak.
Belanda juga mengadili para pejuang dan pemberontak Banjar dengan hukuman-hukuman yang berat, seperti hukuman mati, hukuman kerja paksa, dan hukuman pengasingan.
- Identitas budaya. Belanda mempengaruhi identitas budaya Kerajaan Banjar dengan cara mengenalkan dan menyebarkan budaya Belanda, seperti bahasa, agama, pendidikan, dan seni.
Belanda juga mencoba untuk menghapus atau mengubah budaya Banjar yang dianggap bertentangan dengan kepentingan Belanda, seperti agama Islam, kesultanan, dan perlawanan.
Baca Juga: 7 Peninggalan Kerajaan Banjar, Termasuk Masjid Tertua di Kalimantan
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR